Buku Jokowi Menuju Cahaya: Jejak Kisah Romantis Jokowi dan Iriana

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Dalam buku terbaru "Jokowi Menuju Cahaya" yang ditulis Alberthiene Endah, juga menceritakan saat Iriana mendampingi Jokowi pada saat harus tinggal di hutan tak lama setelah mereka menikah.

Jokowi bercerita saat itu, Jokowi baru lulus kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 1985. Ia pun melamar di sebuah perusahaan besar, PT Kertas Kraft Aceh. 

"Saya memilih perusahaan itu karena ada informasi yang cukup menyenangkan. Kehidupan karyawannya sangat diperhatikan, perumahan, keamanan, kesejahteraan," kata Jokowi dalam buku itu.

Setelah akhirnya melamar bekerja, ia baru tahu dia bukan akan bekerja di kota, melainkan di hutan. Tugas Jokowi memastikan pasokan kebutuhan kayu untuk pabrik kertas itu memenuhi target setiap hari. 

"Saya teringat Iriana. Maksud hati, saya ingin kami menikah dulu sebelum bekerja. Tapi bagaimana kalau saya harus bekerja di hutan? Bagaimana Iriana?" kata Jokowi.

Saat membicarakan hal itu dengan Iriana, Jokowi kaget dengan jawaban Iriana.

"Saya ikut saja. Kalau sudah menikah itu saya harus mendampingi kamu. Tidak apa-apa walau tinggal di hutan," kata Iriana.

Jokowi kaget mendengar jawaban Iriana. Ia tidak percaya dengan keberanian dan ketulusan Iriana. Jokowi pun pamit ke Aceh untuk bekerja di hutan, sambil menanti keluarga menyiapkan pernikahannya dengan Iriana.

Selanjutnya, aat Jokowi di Aceh, benar saja, ia benar-benar tinggal di tengah hutan. Para pekerja tinggal di rumah panggung yang panjang di tengah hutan belantara. 

Beberapa bulan bekerja di hutan, Jokowi kembali ke Solo untuk menikahi Iriana dan menyiapkan keberangkatan kami ke Aceh. 

"Sungguh pengalaman itu menjadi lembar kehidupan yang amat mengesankan. Bayangkan pengantin baru lain mungkin tidak mengalami perubahan hidup yang begitu drastis. Tapi kami menjalaninya di awal pernikahan kami bernama rimba raya," kata Jokowi.

Saat memboyong Iriana di hunian spesial kami di tengah hutan Aceh, Iriana memang tampak terkejut. Jokowi selalu memperhatikannya saat kendaraan membawa mereka menuju area pabrik dan terus berlanjut ke arah hutan kemudian masuk ke dalamnya. Di hadapan kami rumah panggung panjang di mana puluhan pekerja tinggal di sana dalam kamar-kamar mungil yang hanya dipisahkan oleh dinding kayu. 

Jokowi terus menatap Iriana. Memastikan perasaannya tidak runtuh mendadak melihat pemandangan yang akan menjadi arena hidup Iriana. 

"Tapi apa yang saya khawatirkan tidak terjadi. Wajah manis Iriana tidak nampak menolak. Ia hanya menatap tak berkedip dan menghela napas. Lalu menatap saya dan mengangguk 'Baraknya bagus'," kata Jokowi.

Dengan tenang Iriana membereskan barang-barang mereka. Lalu, dengan luwes pula ia menata peralatan masak yang sederhana. Tidak ada dapur khusus pribadi di sana. Barak berbentuk rumah panggung itu didesain untuk kepentingan bersama. Dapur, kamar mandi, dan ruang duduk-duduk hanya tersedia satu untuk semua. "Area privasi hanyalah kamar kami," katanya.

Kedewasaan Iriana jauh di luar dugaan Jokowi saat itu. Dan saat ia menanyakan kepada Iriana apakah merasa takut tinggal di hutan.

"Kan ada kamu, jawab Iriana," kata Jokowi. (p/ma)