Buka Investasi, Ganjar Minta Pemda Selesaikan Perda RTRW

By Abdi Satria


nusakini.com-Semarang-Untuk mendorong dan menarik para investor mengembangkan investasinya di Jateng, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepada pemerintah daerah secepatnya menyelesaikan Perda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW). Karena, dengan belum diselesaikannya Perda RTRW yang selama ini menjadikan investor menunda investasinya di Jateng. 

Apalagi, menjelang digelarnya Central Java Investment Business Forum (CJIBF) dan Central Java Business Expo (CJBF) 2019 ke-15 pada 5 November 2019 di Birawa Assembly Hall Hotel Bidakara Jakarta, dan dihadiri para calon investor dari dalam dan luar negeri, tentu kata Ganjar, pemerintah daerah harus lebih cepat lagi untuk menyelesaikannya. 

“Perda saja tidak cukup, karena effort politiknya harus bicara eksekutif dan legislatif yang pada akhirnya ke BPN. Belum lagi soal pajak, perizinan, nilai komoditi, tenaga kerja. Nah soal ketersediaan lahan yang menjadi faktor utama. Kalau memang ada kendala, Pemprov siap membantu, bilang saja ke kami. Kabupaten Batang kemarin kita bantu sampai pusat, cepet kok,” kata Ganjar usai menerima Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Ratna Kawuri di Rumah Dinas Gubernur (Puri Gedeh), Senin (7/10). 

Gubernur juga mengingatkan kepada para pimpinan daerah untuk melakukan sosialisasi dan mengajak masyarakat berdialog yang akan terdampak dengan memberikan penjelasan arah pembangunan daerah, hingga fungsinya. Sehingga, daya dukung lingkungan dan keseimbangan akan terjaga dan terwujud. 

“Investor dalam negeri tetap kita nomorsatukan dulu baru kemudian yang dari luar negeri. Ceritakan kondisi Jateng hari ini kepada calon investor. Bagaimana konteks ekonomi makronya, tren pertumbuhan, sektor yang diminati, potensi yang dimiliki apa, analisis nasionalnya. Samoaikan juga bahwa kita mau dorong apparel zone. Promo CJIBF dan CJBF maksimalkan, agar yang ikut serta banyak. Selama ini yang langsung ketemu saya, hanya ngguya-ngguyu, tapi hasilnya nol,” paparnya. 

Terkait persiapan CJIBF dan CJBF 2019, Ratna Kawuri menjelaskan kepada Ganjar, jika selama ini investasi terbesar di Jateng meliputi sektor padat modal, gas, litrik, air disusul makanan. Hasil evaluasi 2018, minat investasi di Jateng cukup besar. Akan tetapi masih terbentur dengan RTRW di kabupaten/ kota. (p/ab)