nusakini.com - Jakarta - Rilis terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat kemiskinan penduduk Indonesia per Maret 2018 sebesar 9,82 persen. Angka ini terendah sejak era krisis moneter yang terjadi pada 1998 silam. Sebagaimana diketahui, di tahun 1998, tingkat kemiskinan Indonesia mencapai 24,2 persen.

"Ini pertama kali Indonesia mendapatkan tingkat angka kemiskinan satu digit, terendah sejak 1998. Meski penurunan jumlah penduduknya tidak yang paling tinggi," ujar Kepala BPS Suhariyanto di kantor BPS, Senin (16/7/2018).

BPS juga mencatat, jumlah penduduk miskin di Indonesia berkurang sekitar 630 ribu orang menjadi 25,95 juta orang pada Maret 2018 dari sebelumnya sebanyak 26,58 juta orang pada September 2017. Namun, penurunan periode Maret 2017 ke September 2017 pernah lebih tinggi dari Maret 2018, yaitu mencapai 1,2 juta orang.

Suhariyanto menyampaikan penurunan penduduk miskin terjadi karena penyaluran bantuan sosial (bansos) dari pemerintah meningkat 87,6 persen pada kuartal I 2018 dari kuartal I 2017.

"Selain itu karena ada peningkatan penyaluran program beras sejahtera (rastra) dan Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) pada kuartal I 2018," jelasnya.

Berdasarkan data BPS, tercatat bahwa realisasi distribusi rastra Januari sebanyak 99,65 persen dari alokasi pemerintah. Lalu, Februari mencapai 99,66 persen, dan Maret 99,62 persen. 

Faktor tersebut, kata Suhariyanto, membuat tekanan pemicu kemiskinan, yaitu dari inflasi dan rata-rata pengeluaran yang meningkat bisa dikompensasi. Inflasi periode September 2017 ke Maret 2018 mencapai 1,92 persen dan rata-rata pengeluaran per kapita untuk rumah tangga di bawah 40 persen lapisan terbawah tumbuh 3,06 persen. 

Adapun, dilihat secara wilayah, tingkat kemiskinan terbanyak di Pulau Jawa mencapai 13,94 juta, Sumatera 5,98 juta, Sulawesi 2,06 juta, Bali dan Nusa Tenggara 2,05 juta, Maluku-Papua 1,53 juta, dan Kalimantan 980 ribu. (b/ma)