BPJS Kesehatan Raih Penghargaan ASEAN Social Security Association 2016

By Admin

Penyerahan Penghargaan dari ASSA untuk BPJS Kesehatan 

nusakini.com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan kembali meraih penghargaan dari ASEAN Social Security Association (ASSA) pada kategori customer service dalam perhelatan “33rd ASSA Board Meeting and Conference” yang digelar di Manila Fhilipina selama dua hari pada 21-22 September 2016.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, menerima penghargaan tersebut yang diserahkan oleh Chairman ASSA, Mr Ng Chee Peng, CEO CPF Board, Singapura, dihadapan seluruh pimpinan tertinggi organisasi Jaminan Sosial negara-negara ASEAN yang hadir.

Penghargaan ini merupakan suatu kebanggan bagi kami sekaligus juga merupakan cambuk untuk terus meningkatkan kualitas kami dari berbagai lini, seperti operasional, layanan dan program serta manfaat dari jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia, ungkap Agus.

ASSA merupakan sebuah organisasi yang menaungi 19 organisasi jaminan sosial di 10 negara ASEAN, termasuk diantaranya CPF Board dari Singapura, EPF dan SOCSO dari Malaysia, PhilHealth dan Social Security System dari Filipina ataupun Vietnam Social Security dari Vietnam.

ASSA pertama kali didirikan pada tahun 1995 yang bertujuan untuk mendorong kerja sama regional di Bidang Jaminan Sosial dan menjadi wadah bagi para pemimpin institusi atau organisasi tersebut untuk bertukar informasi dan pengetahuan terkait isu jaminan sosial secara reguler.

ASSA mengapresiasi peningkatan kualitas pelayanan BPJS Ketanagakerjan dalam bentuk penambahan akses elektronis, digitalisasi layanan dan peningkatan kualitas infrastruktur melalui kerja sama dengan mitra strategis. Pemanfaatan layanan digital seperti BPJSTK Mobile untuk transparansi pengelolaan dana dan fitur pengaduan peserta juga diapresiasi. ASSA Board memandang inisiatif peningkatan layanan kepada seluruh pekerja baik formal maupun informal ini merupakan praktik baik yang perlu dicontoh oleh organisasi jaminan sosial lain di ASEAN dalam mewujudkan komitmen memberikan pelayanan terbaik kepada pesertanya.

Pada acara seminar sekaligus penganugerahan ASSA Recognition Award tersebut, Agus berkesempatan memberikan paparannya dengan menyerukan kepada semua anggota ASSA untuk memperhatikan pekerja sektor informal yang saat ini belum mendapatkan akses jaminan sosial ketenagakerjaan karena dipahami sebagian besar pekerja informal adalah low income atau bisa dikategorikan sebagai pekerja miskin yang pendapatannya hanya cukup untuk membiayai kebutuhan hidup sehari saja.

Kebutuhan akan jaminan sosial belum menjadi prioritas bagi pekerja informal miskin. Pilihannya adalah apakah kelompok pekerja ini akan ditinggalkan begitu saja tanpa mendapatkan akses jaminan sosial. “Jawabannya tentu tidak. Mereka butuh bantuan, sementara mereka belum mampu ikut menjadi peserta mandiri,” beber Agus.

Dalam paparannya, Agus juga memperkenalkan inovasi sosial untuk membantu membiayai pembayaran iuran bagi pekerja informal miskin. Inovasi sosial ini merupakan alternatif pembiayaan bagi pekerja miskin untuk mendapatkan akses jaminan sosial yang mungkin bisa diterapkan di negara lain.

Dalam inovasi sosial ini peran aktif masyarakat digerakkan secara massif untuk memberikan kepedulian, kebersamaan dan empati kepada pekerja informal miskin. Inovasi sosial ini diperkenalkan dengan skema GN Lingkaran yaitu sebuah gerakan sosial yang mengajak korporasi maupun individu untuk turun tangan membantu para pekerja rentan yang tidak mampu membiayai sendiri iuran jaminan sosial karena penghasilan yang rendah.

GN Lingkaran atau Gerakan Nasional Peduli Perlindungan Pekerja Rentan merupakan sebuah inovasi sosial yang dirancang untuk memberikan perlindungan berupa pembayaran iuran kepada para pekerja yang masuk dalam kategori rentan agar terlindungi dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan.

Gerakan ini kami lihat sebagai solusi pembiayaan untuk membantu melindungi pekerja informal yang pendapatannya pas-pasan, mungkin ini bisa ditiru diimplementasikan di negara lain yang memiliki permasalahan sama dengan Indonesia, tukas Agus.(p/mk)