Biaya Produksi Migas Per barel Bukan Indikasi Efisiensi

By Admin

nusakini.com--Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menegaskan bahwa biaya yang dibutuhkan sebuah perusahaan minyak dan gas bumi (migas) untuk memproduksi satu barel minyak tidak serta merta dapat menentukan nilai efisiensi perusahaan tersebut. Hal tersebut disebabkan lapangan migas dengan produksi besar tentu memiliki biaya per barel lebih rendah dibandingkan lapangan migas dengan produksi kecil. 

"Apakah cost (biaya) per barel itu yang menentukan efisiensi sebuah oil company atau tidak? Setiap lapangan yang berproduksi besar pasti biaya per barelnya kecil. Sebaliknya, setiap lapangan yang kecil, biaya perbarelnya pasti besar," ujarnya, Jumat (10/8). 

Untuk menentukan apakah sebuah perusahaan hulu migas efisien atau tidak, sebut Arcandra, belum tentu bisa ditentukan lewat biaya per barel. "Karena biaya itu banyak komponen, belum tentu tergantung dari jumlah produksi," imbuhnya. 

Menurut Arcandra, daripada menghitung biaya per barel, efisiensi perusahaan migas dapat dihitung melalui pembiayaan kegiatan hulu migas yang dilakukan, sebagai contoh adalah kegiatan pengeboran permeter kedalaman dan biaya personal pertahun. 

"Kita bisa tentukan biaya pengeborannya. Berapa dolar per meter. Misalnya begini, kita menggunakan skala ekonomi. Kalau skala besar, pasti dia lebih efisien. Tetapi belum tentu untuk biaya bila dibandingkan lebih detil, misalkan ongkos drillingnya. Berapa dolar per meter kedalaman persumur. Hitungan ini lebih cocok," lanjut Arcandra. 

Untuk biaya personal per tahun, Arcandra mencontohkan dua perusahaan dengan pengeluaran berbeda untuk kualifikasi pegawai yang sama. Tentu perusahaan dengan pengeluaran yang lebih sedikit yang lebih efisien. 

"Misalnya biaya per orang per tahun. Kalau perusahaan A dalam setahun hanya mengeluarkan USD30 ribu per orang. Perusahaan B, dengan kualifikasi yg sama, USD60 ribu per orang. Mana lebih efisien dengan kualifikasi sama? Tentu yang USD 30ribu per orang," lanjutnya. 

Arcandra mengatakan, parameter penentu efisiensi sebuah perusahaan migas harus tetap dicari. "Mungkin ini harus dicari paramaternya apa untuk efisiensi ini. Tetapi saya agak kurang sependapat kalau biaya per barel menjadikan apakah sebuah company efisien apa tidak," pungkas Arcandra. (p/ab)