Bertemu Mensos, 30 Finalis Miss Grand Indonesia Jadi Duta Program Keluarga Harapan

By Admin

nusakini.com--Menteri Sosial Idrus Marham mengajak 30 finalis Miss Grand Indonesia menjadi Duta Program Keluarga Harapan (PKH) yang masing-masing akan ditempatkan di setiap provinsi untuk menyosialisasikan salah satu program prioritas ini kepada publik. 

“Sebagai Duta PKH mereka melakukan sosialisasi dan advokasi PKH, memberi motivasi dan meningkatkan kompetensi KPM PKH, mempromosikan produk hasil usaha KPM PKH, dan mendorong partisipasi masyarakat dan kepedulian untuk meningkatkan kesejahteraan sosial,” kata Mensos kepada wartawan usai menerima kedatangan 30 Finalis Miss Grand Indonesia dalam rangka audiensi, di Gedung Kementerian Sosial, Jakarta, belum lama ini.

Mensos mengatakan penanggulangan kemiskinan di Indonesia akan berhasil bila dilakukan secara bergotong-royong antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dan berbagai unsur masyarakat bekerja bersama-sama, tak terkecuali para finalis kontes Miss Grand Indonesia. 

“Saya berharap sebagai Duta PKH di setiap provinsi, mereka akan turun ke masyarakat dan bertemu dengan para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH untuk bersapa dan memberikan motivasi dan mendorong semangat kemandirian,” harap Menteri. 

Mensos mengatakan dalam kontes kecantikan, bukan sekedar menjadi juara 1 2 3, tetapi bagaimana setiap finalis terlibat dan bisa mengambil manfaat dalam prosesnya. 

“Kecantikan fisik adalah modal dasar, kecantikan visi pikiran, hati, spiritual, ini semua yang harus dimiliki seseorang yang ingin survive dalam kehidupan masa depan. Anda secara fisik sudah ada, tinggal kecerdasan visi, dan banyak lagi kecantikan lain yang harus ada yang mencerminkan Miss Grand Indonesia,” tuturnya. 

Oleh karena itu, lanjut Menteri, ketika para finalis telah memiliki kecantikan paripurna, maka peran yang bisa dilakukan oleh Miss Grand Indonesia adalah bagaimana bisa memotivasi rakyat sehingga memiliki kecantikam seperti yang mereka miliki. 

Terkait PKH, dihadapan para finalis, Mensos bahwa menjelaskan PKH merupakan salah satu program unggulan pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan dan mempersempit kesenjangan atau gini ratio. Dalam bansos ini, pemerintah tidak hanya sekedar membagikan uang PKH sebesar Rp1.890.000 per tahun. Namun Kementerian Sosial juga memberikan pendampingan kepada KPM, serta menyalurkan bansos lainnya dengan harapan dalam jangka waktu lima tahun mereka bisa terlepas dari kemiskinan. 

“PKH adalah instrumen paling efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga menekan angka kemiskinan. Namun usaha untuk itu tidak cukup hanya dengan menyalurkan bansos, tapi kita harus ubah mentalnya. Berikan penyadaran bahwa mereka bisa keluar dari kemiskinan asalkan berusaha dengan sungguh-sungguh,” katanya. 

Mensos menyontohkan di Kota Banjarmasin ada Ibu Uswatun Hasanah yang sukses menjalankan usaha merangkai bunga pengantin. Ia adalah penerima bansos PKH pada tahun 2016. Dengan dukungan suami dan bimbingan dari Pendamping PKH, ia menyisihkan uang yang sebelumnya ia gunakan untuk biaya pendidikan anak menjadi modal usaha. Hal ini karena uang keperluan sekolah anaknya telah terbantu dari uang bansos PKH. Kini ia memiliki 10 pegawai yang membantunya menjalankan bisnis ini. 

Sementara itu di Kuningan, Jawa Barat, ada Ibu Wartinih (38) yang sukses menjadi penjual cilok. Ia telah memiliki 16 pekerja dari modal awal hanya Rp350 ribu. 

“Sampai awal 2018 telah 300 ribu lebih KPM PKH yang menyatakan diri keluar dari bansos ini karena mereka sudah mandiri dan mampus ecara ekonomi,” tambahnya. 

Pemerintah, lanjutnya, juga mendorong anak-anak dari para penerima PKH untuk terus memupuk prestasi. Sangat banyak anak-anak berprestasi yang lahir dari keluarga tidak mampu. Ada yang meraih beasiswa Bidik Misi, menjadi juara tingkat nasional dan internasional di bidang olahraga dan seni, seperti yang diraih Rara dan Selfi. Keduanya merupakan Juara Liga Dangdut Indonesia 2018 yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta nasional di Indonesia. 

“Pesan saya kepada para finalis, ikuti program ini (Miss Grand Indonesia) dengan penuh kesadaran dan sungguh-sungguh. Ikuti prosesnya dan ambil manfaatnya. Kelak ketika Saudara kembali ke daerah masing-masing sosialisasikan tentang PKH dan temui para penerima manfaatnya. Ajak dan motivasi mereka untuk memiliki mental dan pikiran untuk maju dan keluar dari kemiskinan,” katanya. 

Sementara itu Adiani dari Yayasan Dharma Ganitra Indonesia mengatakan Miss Grand Indonesia merupakan ajang kontes kecantikan yang mengadopsi Miss Grand International di Thailand. Di Indonesia, kegiatan ini mengangkat tema Beauty in Diversity atau Kecantikan dalam Keragaman. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengungkapkan kecantikan wanita Indonesia dari keragaman suku bangsa dan budaya. Miss Grand Indonesia akan mewakili wanita Indonesia yang modern, mandiri, memiliki jiwa sosial serta dapat berkontribusi diberbagai bidang baik sosial, pemberdayaan, pariwisata dan ekonomi. Sosok Miss Grand Indonesia sekaligus bisa menjadi inspirasi bagi para generasi muda. 

“Kami berharap melalui tema kecantikan dalam keberagaman ini mereka dapat berkontribusi positif dalam masyarakat khususnya keluarga penerima PKH dimana kami mendapat mandat untuk bekerja sama untuk sosialisasi PKH, motivasi untuk keluarga penerima manfaat, promosi hasil usaha penerima manfaat PKH, mendorong partisipasi masyarakat untuk kesejahteraan sosial,” tutur Adiani. (p/ab)