Bertemu Menlu Malaysia, Menlu Retno: 2017 Tahun Penting RI-Malaysia

By Admin

nusakini.com--Tahun 2017 merupakan momentum yang penting bagi hubungan bilateral Indonesia dengan Malaysia. Kedua negara memperingati 60 tahun hubungan diplomatik dan sekaligus 50 tahun berdirinya ASEAN. Indonesia dan Malaysia adalah 2 dari 5 negara pendiri ASEAN. 

Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menjelaskan kemajuan hubungan RI-Malaysia dalam jumpa pers usai memimpin Delegasi RI pada pertemuan tingkat Menlu ke-15 Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) RI-Malaysia di Jakarta, Jumat (11/8). 

Bersama Menlu Malaysia Dato' Sri Anifah Hj. Aman dalam jumpa pers tersebut, kedua Menlu mengutarakan banyak isu yang dibahas dalam pertemuan JCBC. Menurut Menlu Retno, hal ini mencerminkan kekayaan hubungan bilateral kedua negara yang bertetangga. 

Perdagangan dan investasi merupakan salah satu topik yang dibahas dalam pertemuan JCBC. "Malaysia adalah mitra penting. Tahun 2016 perdagangan kedua negara mencapai USD 15 milyar," jelasnya. 

Bagi Indonesia, Malaysia termasuk investor terbesar ke-10 dengan nilai investasi USD 1,1 milyar. 

Topik lain yang dibahas adalah perbatasan darat dan laut. Sejak pertemuan ke-14 JCBC pada Oktober 2015, tercatat 9 kali pertemuan pembahasan perbatasan, baik di tingkat utusan khusus maupun teknis. Kedua Menlu sepakat untuk menggiatkan kerja sama penyelesaian perbatasan yang telah dimandatkan oleh kedua Kepala Negara. 

Menlu Retno dan Dato' Sri Anifah Hj. Aman juga menyampaikan perkembangan kerja sama penempatan dan perlindungan TKI di Malaysia. 

"Penempatan dan perlindungan TKI merupakan prioritas Pemerintah Indonesia," tegas Menlu Retno. Untuk itu, Indonesia mendorong agar pembahasan perjanjian mengenai penempatan dan perlindungan pekerja domestik Indonesia dapat segera dituntaskan. 

Menlu Retno menghargai upaya-upaya Pemerintah Malaysia dalam mengatur masalah tenaga kerja dan percaya fair regulation akan selalu menjadi perhatian. 

Kedua Menlu juga membahas mengenai kerja sama produksi kelapa sawit yang lestari. "Kolaborasi ini strategis bagi kedua negara, tidak hanya untuk meningkatkan daya saing, namun juga promosi untuk menyikapi kampanye negatif kelapa sawit," jelas Menlu Retno yang menekankan posisi kedua negara sebagai produsen terbesar kelapa sawit dunia. 

Selain topik-topik bilateral seperti pencegahan perdagangan manusia dan kerja sama kemaritiman, pertemuan ke-15 JCBC juga membahas mengenai berbagai perkembangan di kawasan yang menjadi perhatian bersama dan peran ASEAN. 

Menlu Retno dan Dato' Sri Anifah Hj. Aman memastikan perkembangan hasil-hasil JCBC untuk disampaikan pada pertemuan di tingkat Kepala Negara yang akan dilaksanakan di Kuching, Malaysia, bulan November mendatang. 

Sehari sebelumnya, Kamis (10/8) telah dilaksanakan pertemuan tingkat pejabat tinggi JCBC sebagai persiapan pertemun tingkat Menlu hari ini. Delegasi Indonesia pada pertemuan itu dipimpin Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Duta Besar Desra Percaya, sedangkan Delegasi Malaysia dipimpin Duta Besar Raja N. Zainal Abidin. (p/ab)