nusakini.com-Den Haag-Demi nostalgia. Demi mengobati rindu untuk bertemu dengan warga Indonesia lainnya, yang tinggal di berbagai kota di Belanda, dalam suasana santai dan penuh keceriaan. Demi menikmati makanan dengan citarasa khas Indonesia.

Demi semuanya itu, Erny Pereira rela menempuh perjalanan sejauh kurang lebih 115 kilometer dari rumahnya di Tilburg, Provinsi Noord Brabant menuju Rijswijk di Provinsi Zuid Holland. Tujuan Erny di Rijswijk adalah gedung Broodfabriek, tempat diselenggarakannya Pasar Indonesia Raya (Pandora) 2018. 

“Rumah saya memang jauh. Tapi tidak masalah, karena acara ini hanya ada setahun sekali," kata Erny, perempuan asal Jombang, Jawa Timur, yang sudah 40 tahun menetap di Belanda. “Selain makanan, yang saya cari di sini adalah gezelligheid," ia menambahkan.

Gezelligheid adalah kata Belanda, yang artinya suasana nyaman dan menyenangkan. “Tahun depan saya akan datang lagi, tapi saya akan menginap di Rijswijk." Alasan Erny, supaya bisa datang tiga hari berturut-turut di acara Pandora. “Supaya bisa mencicipi macam-macam makanan," katanya sambil tertawa. 

Pandora 2018 adalah kegiatan tahunan, yang diselenggarakan oleh Kedutaan Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda (KBRI Den Haag), sebagai puncak rangkaian peringatan HUT Kemerdekaan RI di Belanda. Dua tahun lalu, acara ini masih bernama Pesta Rakyat dan diselenggarakan di Sekolah Indonesia di Wassenaar. Pada 2017, nama Pesta Rakyat diubah menjadi Pasar Raya Indonesia. Tempat penyelenggaraannya pun dipindah ke gedung Broodfabriek di Rijswijk. 

Menyusul sukses penyelenggaraan Pasar Raya Indonesia 2017 di Broodfabriek tahun lalu, yang dihadiri sekitar 21.000 orang, tahun ini KBRI Den Haag kembali menggelar acara tersebut di tempat yang sama, dengan nama Pasar Indonesia Raya (Pandora). Perubahan nama tersebut, menurut Duta Besar I Gusti Agung Wesaka Puja, dimaksudkan untuk lebih menonjolkan kebesaran Indonesia. “Apalagi mengingat bahwa tim Indonesia berhasil berjaya di ajang Asian Games lalu," kata Dubes Wesaka Puja. Asian Games 2018 digelar di Jakarta dan Palembang, 18 Agustus - 2 September lalu. 

Seperti tahun lalu, Pandora 2018 juga digelar selama tiga hari, yakni 14 - 16 September. Sebanyak 43 stan produk dan makanan tertata rapi di ruang Bakkerij I Broodfabriek, yang luasnya 5.700 m2.

Pada penyelenggaraan kali ini, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia juga turut berpartisipasi. “Kehadiran kami di sini untuk memperkenalkan 10 Bali baru, dan mempromosikan wisata bahari Indonesia –Wonderful Sail to Indonesia) kepada masyarakat Belanda," kata Molly Prabawaty, Wakil Direktur Bidang Pariwisata Bahari. 

Sepuluh Bali baru tersebut adalah: Danau Toba, Tanjung Kalayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Borobudur, Bromo – Tengger – Semeru, Mandalika, Labuhan Bajo, Wakatobi, dan Morotai. “Jumlah pengunjung yang datang ke stan kami lumayan banyak,“ ujar Molly. “Pada umumnya mereka bertanya mengenai sepuluh Bali baru, dan banyak yang mengatakan, tahun depan berminat untuk liburan ke Jawa," ia menambahkan. Selain wisata bahari Indonesia dan 10 Bali baru, Kemenko Bidang Kemaritiman juga menyediakan informasi tentang peluang investasi untuk infrastruktur maritim di Indonesia. 

Selain menjadi tahun kejayaan Indonesia di arena olahraga internasional, tahun 2018 juga menjadi tahun bencana bagi Lombok di Nusa Tenggara Barat. Sejak akhir Juli hingga September lalu, Lombok, terutama bagian utara, didera gempa bertubi-tubi, yang memakan ratusan korban jiwa.

Sebagai wujud rasa simpati bagi korban gempa Lombok, Pandora 2018 juga mengangkat tema Peduli Lombok. Dengan tema ini, Pandora 2018 menggalang dana, diantaranya lewat penjualan undian lucky draw, dengan hadiah utama tiga tiket pesawat terbang dari Garuda Indonesia. Selain itu, ada juga peserta bazaar kuliner yang menyumbangkan sebagian hasil penjualan untuk korban gempa Lombok. Salah satunya adalah jamu Chamelia. 

Pandora 2018 dibuka oleh Dubes Wesaka Puja, bersama Wakil Walikota Rijswijk, Marloes Borsboom. Dalam pidatonya, Dubes menyampaikan terima kasih atas partisipasi dan kehadiran warga Indonesia dan Belanda ke Pandora. Dubes juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Rijswijk, yang memberi izin penyelenggaraan Pandora 2018 di kota mereka. 

Kepada khalayak ramai Dubes berharap, mereka juga dapat merasakan kemeriahan perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-73. “Welcome and enjoy !" Demikian Dubes mengakhiri sambutan singkatnya. Sementara itu, Wakil Walikota Rijswijk, Marloes Borsboom, juga menyatakan terima kasih dan rasa senang, karena kotanya kembali dipilih untuk menyelenggarakan acara besar ini. Ia berharap, penyelenggaraan Pasar Indonesia Raya tahun depan kembali digelar di Rijswijk. 

Pandora 2018 hari pertama dihadiri sekitar 2000 orang, termasuk tamu istimewa dari Jakarta: Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi. Menlu berada di Eropa dalam rangka kunjungan kerja di Jerman, dan kemudian di Amerika Serikat. Ia menyempatkan diri untuk “mampir dan menengok" penyelenggaraan Pasar Indonesia Raya yang digelar oleh KBRI Den Haag. Sebagai mantan Duta Besar RI di Belanda, Menlu mengaku kangen dengan warga Indonesia di Belanda. “Saya senang bisa kembali ke Belanda dan bertemu dengan masyarakat dan diaspora Indonesia di sini," katanya. 

Selama tiga hari penyelenggaraan, Pandora 2018 berhasil menyedot sekitar 17.000 pengunjung. Selain “mencari" produk dan kuliner Indonesia, para pengunjung juga ingin menikmati hiburan, yang ditampilkan oleh puluhan insan seni Indonesia di Belanda. Selain itu, Pandora 2018 juga mendatangkan penyanyi dari Indonesia, Tia AFI, yang pada 2004 berhasil memenangkan Akademi Fantasi Indosiar 2 tahun 2004 dan Dangdut Academy Celebrity 2 tahun 2017. Selain Tia, juga hadir Bali Blues Brothers dari Bali yang mampu mengajak pengunjung bernyanyi dan bergoyang menikmati lagu-lagu populer yang dibawakan mereka.​ (p/ab)