Nusakini.com--Jakarta Utara--Ujang Larsono, adalah seorang peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) dari segmen PBI APBN yang tinggal di daerah Lagoa, Jakarta Utara. Mereka sangat lega menjadi peserta JKN-KIS PBI APBN karena memang itulah yang paling dibutuhkan saat ini. Khususnya oleh Ujang yang didiagnosa terdapat penyempitan pada jantungnya dan sangat butuh untuk berobat. 

“Penyakit saya ini sebenarnya sudah lama, dulu itu diawali penyakit asma sampai akhirnya diketahui ada penyempitan di jantung saya sehingga kalau dihitung-hitung saya sudah empat kali dirawat di rumah sakit,” cerita Ujang dengan nafas seperti terengah-engah, Senin (28/01). 

Kondisinya sekarang Ujang sudah tidak bisa ke kamar mandi dan harus dibantu orang lain, bahkan untuk mandi pun ia harus dimandikan, karena jika Ujang berdiri terlalu lama dadanya akan terasa sesak. Ujang memang harus menerima kondisinya itu apalagi usianya kini juga sudah memasuki usia senja. Melihat Ujang yang terengap-engap, Warmi menggantikan suaminya menceritakan bahwa mereka baru saja pulang dari rumah sakit dua minggu lalu. 

“Bapak ini nyesek awalnya, lalu saya sama anak-anak segera bawa ke UGD rumah sakit dan ditangani langsung dengan diuap untuk membantu pernapasannya. Akhirnya bapak harus dirawat. Kurang lebih Sepuluh hari dirawat bapak menjalani rekam jantung dan pemeriksaan lainnya. Saya sempat kuatir dengan biayanya walaupun saat itu menggunakan kartu JKN-KIS, tetapi alhamdulillah ternyata selama dirawat di sana dan menjalani semua pemeriksaan saya tidak mengeluarkan biaya sama sekali. Kecuali ongkos dari rumah ke rumah sakit. Bersyukur banget kami,” cerita Warmi dengan suara bergetar. 

Warmi pun bercerita bahwa pada tahun 2014 sebelum mereka menjadi peserta JKN-KIS, Ujang sempat juga dirawat selama seminggu dan harus membayar kurang lebih 3 juta rupiah. Ditambah lagi harus menebus obat seharga 800.000 rupiah. Semuanya terpaksa dibayar dari kantong sendiri karena belum memiliki kartu JKN-KIS. 

“Aduh ya Allah, sedih saya, terasa nyesek dan nyerinya tidak tahan. Saya ingin segera sehat. Tapi biar bagaimana pun walaupun saya sakit saya lega karena sudah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS PBI APBN dari pemerintah, paling tidak beban kami sangat berkurang karena sekarang tidak perlu memikirkan lagi biaya berobat. Subhanallah ada Program JKN-KIS yang meringankan, Alhamdulillah memang benar-benar meringankan. Saya inginnya program ini ada terus, kalau tidak ada, dari mana saya dapat biaya untuk berobat penyakit saya yang biayanya mahal. Saya tidak kerja, sudah tidak bisa apa-apa, dan istri saya hanya membuka warung kecil di depan rumah supaya bisa sekaligus merawat saya. Semoga pemerintah bisa terus melanjutkan keberadaan program ini,” ucap Ujang menutup ceritanya dengan terbata-bata.(R/Rajendra)