nusakini.com - Inilah Dusun Legen, Desa Sumberwringin, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Saat memasuki area ini, nampak rumah, atau lebih tepatnya gubuk bambu, ditemui di beberapa tempat. Masuklah ke salah satu gubuk tersebut. Kondisinya sangat memprihatinkan: gelap, lembab, sumpek dan sempit. Sungguh tidak layak huni.  

Banyak di antara masyarakat tidak mampu di Dusun Legen berstatus janda yang sudah renta. Jangan tanya usia pada mereka yang sepuh, karena mereka tidak tahu tahun lahirnya. Tapi tanyalah apa yang mereka lakukan untuk bertahan hidup. Maka, mereka akan menceritakannya dengan cukup detil tentang perjuangan mereka sehari-hari. Dan miris mendengar mereka harus bergulat hidup demi sesuap nasi. 

Gambaran inilah yang ditemui saat rombongan Menteri Pertanian berkunjung ke Desa Sumberwringin, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Pada Selasa, 22 Mei 2018, Menteri Amran menapakkan kaki ke desa pra sejahrera ini untuk memberikan langsung bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan, khususnya kepada para petani penggarap atau buruh tani. Bantuan ini dikemas dalam program BEKERJA atau Bedah Kemiskinan Rakyat Sejahtera.  

Lebih lanjut, program BEKERJA ini merupakan bagian dari upaya pengentasan kemiskinan pemerintah berbasis pertanian. Dalam program tersebut ada tiga tahapan yang dilakukan, yakni jangka pendek, menengah, dan panjang. Jangka pendek misalnya diberikan ayam petelur, jangka menengah tanaman horti, dan jangka panjang berupa tanaman perkebunan atau buah-buahan serta ternak kambing. Untuk tahun 2018 ini, Kementan menargetkan program BEKERJA di 10 provinsi, 776 desa dan 200.000 Rumah Tangga Miskin (RTM).

Akan halnya Bondowoso sendiri, lebih dari 60% penduduknya berprofesi sebagai petani. Sektor pertanian sendiri merupakan penyumbang pendapatan daerah terbesar dibanding sektor lain, yaitu sekitar 33,6%. Meski demikian, justru bagian dari petanilah, yakni petani penggarap yang dominan masuk dalam kategori pra sejahtera. Jikapun ada di antara mereka yang memiliki lahan, luasannya tidak seberapa, yakni sekitar 0,3 hektar per keluarga. 

Memang masyarakat kurang mampulah yang menjadi target dari program BEKERJA. Salah satunya adalah Suhami. Perempuan renta ini, meski tidak tahu persis kapan lahirnya, bisa dikatakan berusia renta, paling tidak 70 tahunan. Kakinya sudah tidak mampu menopang tubuh kurusnya yang ringkih. Janda tua yang tinggal sebatang kara ini bercerita dalam bahasa Madura bahwa ia tidak memiliki lahan sendiri. Meski memiliki keterbatasan gerak, ia harus mencari pakis setiap hari mulai pukul 6 pagi sampai 12 siang. Jika beruntung, ia bisa mendapatkan sekilo atau dua kilogram sayur tersebut. Per kilogramnya pakis dihargai Rp 2.500. Namun kadang, ia tidak beruntung dan pulang dengan tangan hampa. 


Beberapa janda tua lainnya yang turut menemani Suhami bertutur bahwa untuk mereka yang masih terbilang gesit, mereka bisa menyambi menjadi buruh di kebun cabai atau kebun kopi saat musim panen tiba. Pekerjaan lain yang juga lazim dilakukan adalah menjadi penyadap pohon pinus. 

Penduduk pra sejahtera lain, Misnali, juga menuturkan getirnya perjuangan hidup. Meski baru berusia 50 tahun, penampilannya nampak jauh lebih tua. Lelaki yamg sempat disambangi Menteri Amran ini bekerja sebagai penyadap pohon pinus di kawasan hutan. Penghasilannya tidak pasti. Terkadang 100-150 ribu per tiga minggu atau per bulan.

Menilai kondisi masyarakat Dusun Legen, maka layaklah kiranya Bondowoso menjadi salah satu kabupaten target program BEKERJA. Terkait hal ini, Amran menilai bahwa upaya pemerintah Kabupaten Bondowoso untuk mengentaskan kemiskinan sudah sangat luar biasa. Dalam waktu kurang dari 10 tahun, angka kemiskinan berkurang drastis dari 22,23% menjadi 14,54%. Dengan adanya program Bekerja ini diharapkan angka kemiskinan bisa lebih diturunkan lagi. 

"Melalui kolaborasi dengan program BEKERJA Kementan, kami ingin ada kebangkitan ekonomi masyarakat pra sejahtera secara berkelanjutan," tegas Amran. "Dan ini adalah perintah langsung dari Presiden dalam rangka pengentasan kemiskinan" ujarnya menambahkan. 

Berdasarkan data dari BKKBN, sebanyak 152.348 rumah tangga di Bondowoso masuk kategori pra sejahtera, sedangkan rumah tangga yang bergerak di bidang pertanian sebanyak 91.947, atau setara dengan 60% dari total rumah tangga pra sejahtera. Mereka tersebar di 3 kecamatan dan 25 desa, termasuk Desa Sumberwringin yang dikunjungi Menteri Amran. Nantinya, target lokasi BEKERJA di Bondowoso akan menjangkau pada 12.915 RTM. 

Sementara itu, jenis bantuan yang diberikan adalah komoditas peternakan (ayam dan kambing), bibit hortikultura dan perkebunan (bibit kopi).

"Semoga dengan bantuan ini, tingkat kemiskinan bisa makin diturunkan. Dan yang penting, semua harus selalu rajin dan melakukan kerja, kerja dan kerja, " pungkas Amran memberikan semangat kepada semua yang hadir. (tami)