Begini Eksotisnya Dieng Culture Festival 2018

By Admin


nusakini.com - BANJARNEGARA – Event keren berlatar eksotisnya budaya akan dirilis 3-5 Agustus mendatang. Namanya Dieng Culture Festival 2018. Ada 16 sub event yang bisa dinikmati. Mulai dari parade budaya dan kearifan lokal Dieng, live music, hingga display produk unggulan juga kuliner otentik.

Memasuki pelaksanaan tahun ke-9, konsep terbaik ditawarkan Dieng Culture Festival 2018. Event ini akan diigelar di Dieng Kulon, Banjarnegara dan Wonosobo. Buat kalian yang tertarik menyaksikan kegiatan ini, tiket bisa didapat secara online melalui Indonesia Tourism Exchange (ITX).

“Konsep Dieng Culture Festival 2018 dibuat lebih fresh dan menarik. Festival kali ini akan memberikan experience yang berbeda. Respons publik sejauh ini sangat bagus. Sebab, tiket sudah terjual 20%. Jumlah ini tentu akan terus bertambah,” ungkap GM Sales and Marketing ITX Telkomsigma, Telkom Group, Syafrul Hidayat, Sabtu (9/6/2018).

ITX Telkomsigma diberi kuota 2.500 tiket. Dari jumlah tersebut, saat ini tiket sudah terjual 500 atau 20% dari slot. Proses distribusinya secara online melalui pointers.id. Wisatawan tinggal klik menu event di tampilan website. Tersaji beberapa agenda, pilihlah menu Dieng Culture Festival 2018. Harga tiket yang ditawarkan Rp350 ribu per orang untuk tiga hari festival.

“Proses pemesanan tiket sangat mudah karena melalui online. Kunjungi pointers.id lalu ikuti klik saja event. Semua informasi tersaji lengkap dengan sub eventnya. Harga tersebut berlaku untuk segala usia, baik wisman maupun wisnus. Semuanya harganya sama. Ada banyak value menarik yang ditawarkan,” terangnya.

Tiket tersebut include semua. Ada tiket wisata 3 destinasi terbaik Dieng, seperti Kawah Sikidang, Komplek Candi Arjuna, dan Telaga Warna. Wisatawan juga mendapat 1 gelang barcode water resistent, lampion, kain batik, caping, t-shirt, juga merchandise.

“Khusus untuk gelang barcode ada beberapa ketentuan yang berlaku. Ini berlaku menyeluruh,” ujarnya.

Gelang barcode water resistent menjadi akses utama ke berbagai spot Dieng Culture Festival 9 (DCF-9). Gelang ini tidak bisa dialihfungsikan apalagi dijual. Apabila terjadi kehilangan gelang, maka otomatis semua akses di DCF-9 akan tertutup dan tidak ada penggantian gelang.

“Gelang barcode ini jadi tiket ke semua event. Gelang juga berlaku di tiga destinasi wisata, untuk itu jangan sampai hilang,” kata Syafrul.

Dibanderol ramah per tiketnya, wisatawan bisa menikmati beragam sensasi yang ditawarkan. Dengan 16 sub event, DCF-9 menawarkan Festival Caping dan Bunga, Ragam Pertunjukan Seni Tradisional, juga Kongkow Budaya. Ada juga Festival Kembang Api, Festival Tumpeng, Kirab Budaya, Festival Lampion, hingga Pameran Produk Kreatif UKM dan Kuliner.

Paket budaya menjadi lengkap dengan beragam sajian budaya otentik masyarakat Dieng. Konsep yang ditawarkan diantaranya Sendra Tari Rambut Gembel, Jamasan Rambut Gembel, hingga Prosesi Ruwatan Cukur Gembel.

“Dieng ini terkenal dengan mitos rambut gembelnya. Fenomena ini selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan. Sebab, historinya luar biasa dan sangat unik,” terang Syafrul Hidayat lagi.

Melengkapi pesta, Senandung Negeri di Atas Awan dan Jazz di Atas Awan digulirkan. Dikemas sangat unik, live music Jazz di Atas Awan memberikan experience luar biasa. Nikmatnya alunan jazz menyatu dengan vibrasi alam Dieng yang eksotis dan sejuk menyegarkan. Lebih spesial, Jazz di Atas Awan selalu memberi kejutan dengan penampilan musisi besar. Tahun lalu, Katon Bagaskara dan Anji show di sini.

“Musik Jazz di Atas Awan menjadi daya tarik tersendiri. Banyak musisi besar yang tampil, tapi belum bisa disharing ke publik. Ini akan jadi kejutan spesial. Penyelenggara akan mengumumkan komposisi musisi yang perform beberapa saat sebelum event digelar,” tutur Hidayat.

Melihat progres positif dan konsep DCF-9, apresiasi pun diberikan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Menpar menyatakan, DCF-9 sebagai event dengan kualitas dunia.

“Dieng Culture Festival jadi fenomena. Kekuatan culture dan naturenya luar biasa. Kelas festival ini sudah mendunia. Progresnya memang bagus, tapi branding harus lebih gencar lagi terutama di media sosial,” tutup Menpar. (p/ma)