Beberapa Negara Anggota OPEC Meminta agar Indonesia Kembali Bergabung di OPEC

By Admin

nusakini.com--Beberapa negara anggota Organisasi Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) meminta Indonesia dapat bergabung kembali dalam forum ini.

Permintaan ini diungkapkan Menteri Energi Arab Saudi dan Menteri Energi Persatuan Emirat Arab (PEA) beberapa waktu lalu. Menindaklanjuti permintaan tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengirimkan surat kepada Sekretariat OPEC perihal proses reaktivasi ini. 

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Sujatmiko mengungkapkan bahwa surat tertanggal 24 Mei 2017 tersebut telah dikirimkan ke OPEC dengan syarat bahwa produksi minyak mentah Indonesia tidak dipotong, sebagaimana negara-negara anggota OPEC lainnya. 

"Menteri Energi Saudi Arabia dan Menteri Energi PEA menyampaikan permintaan kepada Menteri ESDM, Ignasius Jonan agar Indonesia mereaktivasi keanggotaannya di OPEC. Menteri ESDM, Ignasius Jonan sudah mengirimkan surat perihal reaktivasi Indonesia di OPEC pada 24 Mei 2017 lalu, dengan syarat bahwa Indonesia akan reaktivasi jika tidak ada pemotongan produksi harian, mengingat produksi harian Indonesia sudah menurun," jelas Jatmiko. 

Jatmiko lebih lanjut menjelaskan bahwa secara organisasi, keberadaan Indonesia dalam keanggotaan OPEC memiliki sejarah panjang. Jika permintaan aktifnya kembali Indonesia di OPEC membawa kebaikan, maka hubungan baik dan kedekatan dengan negara-negara produsen minyak diharapkan juga dapat memberikan manfaat bagi Indonesia. 

"Jika permintaan (masuknya kembali Indonesia di OPEC) ini membawa kebaikan, apakah secara bilateral dengan negara pengekspor atau multilateral dengan OPEC, diharapkan Indonesia mendapatkan manfaat seperti peluang investasi hulu migas dan harga khusus (kesepakatan langsung) untuk pembelian minyak bumi dari negara-negara Anggota OPEC. Lazimnya, hubungan bilateral atau multilateral yang telah terjalin akan memudahkan setiap proses," lanjut Jatmiko. 

Saat dikonfirmasi tentang komitmen pemotongan produksi harian minyak bumi bagi negara-negara yang bergabung di OPEC, Jatmiko kembali menegaskan bahwa proses reaktivasi ini adalah permintaan dari Arab Saudi dan PEA. "Kembali saya sampaikan bahwa, Indonesia diminta oleh Arab Saudi dan PEA untuk reaktivasi keanggotaan di OPEC. Menteri ESDM, dalam surat yang dikirimkan ke OPEC, menyatakan reaktivasi akan dilakukan dengan syarat, yaitu tanpa memotong produksi harian minyak bumi Indonesia," tegas Jatmiko. 

Sebagaimana diketahui Pemerintah Indonesia memutuskan untuk membekukan sementara keanggotaannya di OPEC. Keputusan ini disampaikan oleh Menteri Jonan dalam sidang ke-171 OPEC di Wina, Austria, Rabu, 30 November 2016 lalu. 

Langkah ini diambil pemerintah menyusul keputusan sidang OPEC yang memotong produksi minyak mentah di luar kondensat sebesar 1,2 juta barel per hari. 

Sidang OPEC juga meminta Indonesia untuk memotong sekitar 5 persen dari produksinya, atau sekitar 37 ribu barel per hari. Padahal, kebutuhan penerimaan negara masih besar. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2017 disepakati produksi minyak di 2017 turun sebesar 5 ribu barel dibandingkan 2016. (p/ab)