Bahas Masalah Pangan Bersama Ketua DPR, Mentan: Stok Cukup, Tidak Ada Alasan Harga Pangan Naik

By Admin

Mentan Andi Amran Sulaiman bersama Ketua DPR Bambang Soesatyo di Kantor BPK (foto:Ist)    

nusakini.com - JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyambangi Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Senin (21/5/2018)

Kedatangan Menteri Amran dan Ketua DPR ini dalam rangka menghadiri Seminar Nasional Ketersediaan Pangan: Swasembada vs Impor. 

Dari pemantauan awak media, Menteri Amran dan Bamsoet tiba sekitar pukul 10.20 WIB.

Dalam sambutannya, Menteri Amran menyampaikan, sejumlah komoditas pangan pasokannya meningkat. Bahkan, kini jagung, bawang merah, dan ayam sudah ekspor.

Dengan demikian, Menteri Amran menegaskan, tidak alasan harga pangan naik saat Ramadan karena pasokan sejumlah komoditas pangan cukup.

"Sehingga kami sampaikan tidak ada alasan harga naik di bulan suci Ramadan," ujar Mentan.

Sebagaimana diinformasikan, belum lama ini, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah menerbitkan izin impor beras sebanyak 500 ribu ton. Izin impor itu berlaku hingga Juli 2018.

Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag Oke Nurwan, izin impor diterbitkan karena pasokan beras dalam negeri kurang. Meski, Kemendag sebelumnya juga telah menerbitkan izin impor dengan besaran yang sama, yakni 500 ribu ton.

"Kata rakortas kurang, jadi harus nambah 500 ribu ton lagi. (Pasokan kurang?) Iya," kata dia di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Jumat (18/5/2018).

Dia mengatakan, tanda adanya kekurangan pasokan ialah harga beras yang masih tinggi di pasaran. Menurutnya, harga tersebut masih di atas harga eceran tertinggi (HET).

"Pergerakan harganya di atas, kan sudah dibilang dari awal," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso menegaskan tidak menyetujui rencana impor beras tersebut dan menegaskan persoalan sebenarnya karena adanya 'permainan' di Bulog yang menyerahkan ke pihak ketiga yang selama ini menyebabkan operasi pasar tidak efektif menurunkan harga.

"Saya bisa membuktikan kalau operasi pasar itu sama pihak ketiga nih, karena Bulog dianggap enggak punya jejaring. Ada yang nakal, yang diedarkan enggak sama dengan yang kita keluarkan karena ditimbun," ungkap Buwas di Gedung Bulog, Jakarta, Kamis (17/5/2018) lalu

Katanya, pihak ketiga tersebut menimbun sebagian stok beras yang seharusnya digunakan pada operasi pasar. Buwas menyatakan, pihaknya tidak akan segan-segan untuk menindak tegas pihak ketiga yang nakal tersebut

"Bahan pangan yang digelontorkan Bulog justru ditimbun pihak ketiga. Ujung-ujungnya operasi pasar tak berhasil menstabilkan harga, tandasnya. (b/ma)