Bahas Kerjasama, PM Tiongkok Temui 300 Pengusaha RI

By Admin

nusakini.com--KADIN Indonesia bersama dengan China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT) mengadakan Indonesia-China Business Summit, Selasa (8/5). Dihadiri 600 undangan dimana 300 diantaranya merupakan pengusaha nasional. Acara ini merupakan bagian dari Kunjungan Kenegaraan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang ke Indonesia yang membawa misi untuk penguatan hubungan bilateral dalam bidang ekonomi. 

Tiongkok sendiri merupakan mitra dagang terbesar Indonesia dimana pada 2017 total perdagangan kita mencapai 58,8 milyar dollar. Meskipun secara keseluruhan perdagangan kita mengalami defisit, pangsa pasar ekspor nonmigas tumbuh menjadi USD21,32 miliar atau 13,94 meningkat dibandingkan dengan periode yang sama di 2016 yang hanya tercatat sebesar USD15,12 miliar atau sekitar 11,45 persen dari pangsa ekspor.

Dalam hal investasi, Tiongkok tahun lalu juga merupakan investor terbesar ketiga dengan total investasi USD 3,3 milyar dalam 1977 proyek. Perlu dicatat investasi dari Tiongkok merupakan salah satu yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam tiga tahun terakhir. Pada 2015 investasi mereka tercatat hanya USD 1 milyar kemudian pada 2016 naik sampai USD2,6 milyar. Ini berarti dalam tiga tahun rataan kenaikan investai mereka naik hampir 2x lipat pertahun. Perkembangan ini menunjukkan nilai strategis dari kerja sama ekonomi yang lebih erat dengan mereka. 

“Tiongkok merupakan mitra penting dalam meningkatkan perekonomian nasional. Program pemerintahnya untuk merajut kembali jalur sutera modern Belt Road Initiative (BRI), yang sedang mereka jalankan untuk menghubungkan kembali dataran dan lautan dari Eropa sampai dengan Asia Tenggara memberikan kesempatan yang luar biasa, terutama bagi negara- negara kawasan terdekatnya. Diprediksi dana yang dibutuhkan untuk inisiatif ini mencapai USD 4-8 triliun, dan Indonesia dengan letak geografi dan kondisi demografinya merupakan titik kunci. Oleh karena itu kita harus mampu menarik investasi dari mereka bagi kepentingan ekonomi nasional kita,” ucap Rosan Roeslani,Ketua Umum KADIN Indonesia.

Mengingat kita berpacu dengan waktu dalam menghindari midlle-income trap 2025 mendatang, percepatan investasi harus terus dilakukan. Dengan kondisi global saat ini, usaha menarik investasi asing akan semakin sulit. Untuk itu kita harus mencari mitra utama dan secara fokus mendekatkan diri kita dengan mereka. 

Shinta W. Kamdani, Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Hubungan Internasional menambahkan, “ Kita harus mampu memanfaatkan kesempatan yang disediakan Belt Road Initiative. Salah satu yang bisa kita fokuskan adalah pengembangan wilayah Indonesia bagian utara yang dapat berfungsi sebagai jembatan menuju ASEAN dan Asia Pasifik.”

Selain secara proaktif menawarkan proyek investasi kita juga harus memperbaiki diri dengan terus melakukan reformasi ekonomi struktural secara menyeluruh, mulai dari menghilangkan proses birokrasi yang tidak perlu, menata sistem perijinan dan pajak, serta perbaikan infrastruktur dasar. Pemerintah China juga berencana untuk membantu program pengentasan kemiskinan melalui kerjasama dengan pengusaha- pengusaha lokal. Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia akan membentuk satuan tugas khusus untuk menindaklanjuti hal tersebut. 

KADIN Indonesia percaya, bahwa melalui Indonesia-China Business Summit, kita dapat mempererat hubungan dagang dan investasi yang sudah terjalin dengan baik dan membawanya ke tingkat yang lebih tinggi. Selain itu, kesempatan yang diberikan oleh PM Li kepada pengusaha nasional juga menunjukkan bahwa Tiongkok mempunyai pandangan yang sejalan.(p/ab)