nusakini.com - Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat (Aster Kasad) Mayor Jenderal TNI Widagdo Hendro Sukoco mengungkapkan pelaksanaan program cetak sawah banyak yang fiktif sebelum dipegang TNI AD.

"Pengakuan ini disampaikan langsung Pak Mentan. Bahwa, sebelum dipegang TNI AD, banyak program cetak sawah yang fiktif. Anggaran turun, tapi tidak jadi. Sehingga Mentan mencoba bagaimana kalau lewat TNI," papar Mayjen TNI Widagdo Hendro Sukoco di Gedung Kartika Media Center Dispenad, Kamis (7/9/2017).

Sejak dilaksanakan oleh institusinya pada 2016 lalu, kata Mayjen Widagdo, program cetak sawah bukan saja benar-benar terwujud, bahkan membantu pencapaian swasembada beras yang ditargetkan Presiden Joko Widodo.

Mayjen TNI Widagdo pun mengaku bersyukur atas capain yang diraih tersebut, walau ia tak mengelak bila masih ada kekurangan dalam pelaksanaannya.

"Alhamdulillah sejak dipegang TNI AD, tidak ada yang fiktif. Walaupun ada yang kurang berhasil, bukan berarti kami lari dari tanggung jawab. Kami tidak menelantarkannya (sawah yang baru dicetak, red), tapi berkomitmen untuk terus memperbaiki kualitas tanahnya," ucap mantan Waaslog Kasad ini.

Mayjen Widagdo menjelaskan dalam program cetak sawah, pihaknya hanya sebagai pelaksana kegiatan. Adapun anggaran, sepenuhnya berada di Kementan. Termasuk, target pencapaian yang menetapkan juga Kementan.

"Mulai dari survei investigasi dan desain, anggaran, sampai target, bukan kita yang menentukan. TNI AD hanya sebagai pelaksana kegiatan," papar Mayjen Widagdo.

Kerja sama TNI AD dengan Kementan, katanya, hanya sampai cetak sawah. Setelah selesai dilakukan serah terima dengan Kementan. "Tapi karena kita merasa bertanggungjawab, setelah serah terima kita masih dampingi hingga sawah bisa ditanami. Jadi, kalau ada (sawah, red) yang kurang berhasil, bukan ditelantarkan, masih kita perbaiki," ucapnya lagi.

Mayjen Widagdo mengaku optimis bila program cetak sawah ini bisa menjadikan Indonesia berdaulat secara pangan. Selain beras, dan jagung, pihaknya juga terus membantu Kementan untuk swasembada kedelai.

"Semakin besar jumlah penduduk, semakin tinggi kebutuhan pangan, semakin diperlukan banyak lahan dan sawah. Kami optimis, program cetak sawah ini bisa jadikan Indonesia berdaulat secara pangan," pungkasnya. (p/ma)