ASEM Passionpreneur Wujudkan Ide Bisnis Untuk Pemuda Indonesia

By Admin


nusakini.com-Jakarta-Kementerian Luar Negeri RI (Kemlu RI) bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Anakmuda.net telah menyelenggarakan Asia-Europe Meeting (ASEM) Passionpreneur Workshop 2018 yang merupakan kelanjutan dari ASEM Passionpreneur Challenge 2016.(5-7/12) 

Selama 3 (tiga) hari, puluhan anak muda dari berbagai daerah memperoleh pengetahuan bisnis dari K. Candra Negara (Direktur Hubungan Antarlembaga Luar Negeri Bekraf), Margareth Veronica (Co-Founder Paradigm Institute), Clay Myers (Co-Founder Paradigm Institute), Aryo Febrian Moedanton (Founder & CEO Anakmuda.net/PT Gemintang Abhati Mangata) dan Didit Herawan (Kepala Inkubator Bisnis Universitas Bakrie). 

Direktur Kerja Sama Intrakawasan dan Antarkawasan Amerika dan Eropa Kemlu RI, Masni Eriza, menekankan bahwa masa depan bangsa Indonesia ada di tangan para pemudanya. Jumlah pemuda Indonesia adalah sekitar 103 juta dari total penduduk, lebih besar dari berbagai negara terpadat di Eropa. Para pemuda juga harus bermental baja atas kritik bagi kemajuan dirinya, termasuk kritik dari para mentor dalam ASEM Passionpreneur. 

Direktur K. Candra Negara menyampaikan bahwa dengan prinsip 3C (Connect, Communicate, Collaborate), Bekraf berperan untuk mengakselerasi ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia. Untuk itu, Bekraf memandang ASEM Passionpreneur sebagai kegiatan strategis guna mempercepat para pemuda mewujudkan ide bisnis. Bekraf juga mengundang anak muda Indonesia untuk mengirimkan proposal kegiatan ke sistem Satu Pintu Bekraf, sebuah mekanisme seleksi guna mendukung kegiatan ekonomi kreatif. 

Margareth Veronica menyatakan bangga dan senang dilibatkan kembali dalam ASEM Passionpreneur series. Ia sungguh antusias melihat anak muda Indonesia yang kaya ide dan penuh semangat mewujudkan mimpi. Ia juga berharap semua ilmu dan pengalaman para mentor dapat membantu anak muda untuk mengembangkan ide, merencanakan bisnis, dan mengemukakannya di publik dengan berani. 

Aryo Febrian Moedanton mengemukakan bahwa ASEM Passionpreneur ini sejalan dengan keinginan untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan muda pemula (dibawah 2 tahun). Kegiatan ini menekankan pentingnya first hand experiential learning dimana peserta dituntut aktif dalam setiap sesi sambil didampingi oleh para mentor dalam tim kecil. 

Aryo juga menjelaskan bahwa kegiatan ini menekankan pada eksperimen dan business building dengan menggunakan Entrepreneurship Tools, seperti Lean Canvas dan Elevator Pitch. Proses tersebut tidak akan berhenti karena peserta akan terus dimonitor. 

Didit Herawan sebagai perwakilan inkubator menekankan pentingnya passion kewirausahaan bagi kalangan pemuda. Ia juga menjelaskan mengenai proses inkubasi dan pendanaan berbagai start-up oleh lembaga pemerintah dan swasta. 

Para peserta merasakan hasil konkret dari workshop ini. "Acaranya luar biasa bagus, membantu saya menyusun ide bisnis yang masih abstrak, bisa ketemu orang-orang hebat, harapannya ada follow up setelah workshop ini”, ujar Lutfi, salah satu peserta dari Bandung. 

Tujuan kegiatan ini adalah untuk membantu anak muda mewujudkan bisnis, memperkuat konektivitas melalui people-to-people contact serta mempersiapkan pemuda Indonesia untuk ASEM Passionpreneur Challenge selanjutnya. 

ASEM didirikan di Bangkok pada tahun 1996 dan kini beranggotakan 53 negara mitra/partners (21 negara Asia, 30 negara Eropa, Sekretariat ASEAN, dan Uni Eropa). ASEM adalah forum dialog dan kerjasama antar-kawasan yang ditujukan bagi penciptaan kemitraan dan kemajuan Asia-Eropa melalui dialog yang setara dan saling pengertian. Kerjasama ASEM bersifat informal, non-binding, multi-dimensional dan evolutionary, serta memfokuskan pada 3 (tiga) pilar kerjasama yaitu: politik; ekonomi; dan sosial-budaya. (p/ab)