Antisipasi Reaksi Pendukung Pascapenghitungan Suara Pilpres

By Abdi Satria


nusakini.com-Surakarta – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Surakarta meningkatkan kewaspadaan terhadap reaksi pendukung pascapenghitungan cepat suara pemilihan presiden (Pilpres). Apalagi kedua calon presiden memiliki pendukung fanatiknya masing-masing. 

Hal itu disampaikan Komisioner Bawaslu Kota Surakarta, Agus Sulistyo, saat menerima Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Tengah Rietna Retnaningrum bersama jajarannya, di Kantor Bawaslu Surakarta, Selasa (16/4). Menurutnya, Kota Surakarta masuk empat besar wilayah paling rawan di seluruh Indonesia. Bahkan, 71,5 persen dadi 1.734 tempat pemungutan suara (TPS) dinilai rawan. 

Pihaknya memberikan perhatian ekstra saat penghitungan suara pilpres yang dilakukan kali pertama dari seluruh surat suara. Sebab, begitu rekapitulasi penghitungan suara pilpres selesai, tak menunggu hasil penghitungan pemilihan yang lain, mereka akan merayakan “kemenangan” calonnya, misalnya dengan berkonvoi atau cara lain. 

“Rekapitulasi suara dimulai dari pilpres. Mungkin setelah penghitungan suara selesai, pendukung calon langung ngeng-ngeng,” ungkapnya. 

Tak hanya itu, Agus juga mengungkapkan keterbatasan surat suara, di mana cadangan surat suara yang disiapkan sebanyak dua persen dari daftar pemilih tetap (DPT). Padahal jumlah pemilih tambahan atau pindah memilih cukup banyak. Partisipasi masyarakat pun diperkirakan tinggi, dengan target melebihi 80 persen. Sementara, masih ada kemungkinan kertas suara rusak atau ada kekeliruan mencoblos. 

“Makanya, untuk masyarakat, jangan keliru nyoblos ndak mboros-mborosi surat suara,” pesannya. 

Disinggung mengenai kesiapan tinta, Agus menyampaikan tinta yang tersedia dan telah didistribusikan mencukupi. Dia mengungkapkan ada kesalahan pemahaman saat pencelupan tinta. Kain atau tissu yang disediakan di dekat tinta, sebenarnya digunakan untuk membersihkan jari yang kotor sebelum dicelupkan tinta. Namun, yang banyak terjadi kain itu justru dipakai untuk mengelap tinta, sehingga tinta yang menempel terhitung tipis. 

“Jadi misalnya tangan habis kena oli, ya dilap jarinya dulu sebelum dicelupkan tinta,” ungkapnya. 

Banyaknya pemilih tambahan yang menggunakan kartu A5 juga diakui Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surakarta Nurul Sutarti. Pada pemilu tahun ini, jumlah pemilih tambahan yang mencoblos di kota itu sebanyak 4.059 orang. Sementara yang pindah milih ke luar kota sebanyak 2.951 orang, atau ada selisih lebih pada pemilih yang masuk sejumlah 1.108 orang. 

“Tapi kami yakin surat suara yang tersedia mencukupi,” tegasnya. 

Sementara itu, Kepala Diskominfo Provinsi Jawa Tengah Riena Retnaningrum meminta semua pihak terus menyosialisasikan kepada masyarakat agar menggunakan hak pilihnya pada 17 April 2019, dan membantu agar pemilu berjalan dengan sukses dan lancar. 

Ia menyampaikan seluruh pihak telah melakukan koordinasi untuk menyukseskan pemilu besok, salah satunya PLN, yang melakukan antisipasi pada saat pelaksanaan pemilu. Sehingga, tidak terjadi kendala listrik pada 17 April mendatang. 

“Saya mohon kita bantu bersama penyelenggara pemilu KPU dan Bawaslu di pesta demokrasi ini. Semuanya dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Kita sudah bekerjasama dengan Telkom dan pihak ketiga yang lainnya” tandasnya.(p/ab)