nusakini.com - Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengukuhkan 117 pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) periode 2019-2024 wilayah DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta

Melalui kepengurusan FKUB di bawah kepemimpinan Dede Rosyada, Gubernur Anies berharap FKUB dapat menjadi jembatan bagi kerukunan, keutuhan, dan persatuan masyarakat Jakarta.

"Selamat atas terpilihnya para pengurus yang sudah dikukuhkan. Saya berharap saudara-saudara sekalian yang hari ini dikukuhkan akan bertugas dengan sebaik-baiknya. FKUB ini terdiri dari unsur tokoh MUI (Majelis Ulama Indonesia), PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia), Keuskupan Agung Jakarta, WALUBI (Perwakilan Umat Buddha Indonesia), PHDI (Parisada Hindu Dharma Indonesia), MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia). Ini semuanya bersepakat dan berkumpul untuk tujuan mulia yaitu membangun, memelihara, dan memberdayakan umat beragama untuk mewujudkan kerukunan dan kesejahteraan umat beragama," ujar Anies dikutip dari siaran pers PPID Provinsi DKI Jakarta.

Anies menggarisbawahi keunikan khas Jakarta secara khusus, maupun Indonesia secara umum bukan sekadar keberagamannya, melainkan ikhtiar bersama untuk mewujudkan persatuan. Ia berharap FKUB DKI Jakarta dapat menjadi contoh baik yang berperan sebagai jembatan dalam menanggung amanah besar sebagai pemersatu masyarakat.

"Keberagaman itu adalah bawaan kita yang tidak bisa kita hindari. Kita terlahir dan besar berasal dari berbagai identitas. Tapi bersatu atau tidak itu adalah pilihan kita, itu adalah ikhtiar kita. Karena itu, FKUB adalah salah satu institusi yang menerjemahkan ikhtiar itu agar persatuan terjaga dan berkembang. Karena perbedaan latar belakang itu bawaan, tapi persatuan kebersamaan kerukunan itu hasil usaha," terangnya.

Menurutnya, tantangan masa depan yang tidak akan terasa berat apabila dilakukan bersama-sama secara kolaboratif, yaitu kecepatan informasi yang ditopang media dan teknologi. Gubernur Anies menjelaskan sebuah peristiwa insidental bisa meluas menjadi peristiwa yang massal. Di masa lalu, peristiwa-peristiwa itu terisolasi menjadi peristiwa lokal. Namun dewasa ini, peristiwa yang amat lokal dengan mudah dapat bergaung menjadi peristiwa yang global.

"Karena itu, kita harus membangun bagaimana komunikasi interaksi menghasilkan kepercayaan. Bila ada saling percaya atau trust, maka insya Allah situasi yang sekarang kita hadapi terkait dengan keterbukaan dan kecepatan informasi itu bisa terjaga. Saya berharap Bapak/Ibu sekalian yang bertugas menjadi pengurus FKUB benar-benar nantinya bisa menjalankan perannya menjadi jembatan yang memperkuat saling percaya antar masyarakat di ibu kota Jakarta ini," tandasnya.