Andi ZA: Kemensos Terus Berupaya Menurunkan Angka Kemiskinan

By Admin

nusakini.com--Kementerian Sosial (Kemensos) dalam penyaluran dan penyerapannya yakni Bantuan pangan non tunai (BPNT), beras sejahtera (rastra), Program Keluarga Harapan, kelompok usaha bersama (KUBE), dan usaha ekonomi prduktif (UEP) menunjukkan hasil yang postif. 

Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementrian Sosial Andi ZA mengatakan program tersebut, seperti program indonesia pintar, program indonesia sehat, subsidi pupuk, dan subsidi listrik. "Meskipun angka kemiskinan sudah di level satu digit, kami akan terus bekerja keras menurunkan persentasenya," ujar Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin Kementrian Sosial Andi ZA Dulung  belum lama ini.

Untuk mencapai hasil tersebut, lanjut Andi, Kemensos memiliki sejumlah langkah yang dimulai dengan perbaikan data kemiskinan di Tanah Air. Sebelumnya, pada 2016 Kemensos memang gencar mendata penduduk miskin di seluruh Indonesia. Dalam pemutahiran data tersebut, Kemensos telah bekerja sama lintassektor. Mulai dari pemerintah daerah maupun kabupaten dan kota. "Dengan begitu, bantuan sosial menjadi lebih tepat sasaran sehingga mempercepat turunnya kemiskinan," ucap Andi. 

Namun demikian, Kemensos berharap penerima bantuan tak selamanya hidup dari bantuan tersebut. perlu adanya suatu pemberdayaan agar semakin maju. "Kami aktif pula memberdayakan para penerima bantuan sosial. Kuncinya adalah mengubah pola pikir menjadi lebih maju," sambung Andi. Perlu diketahui, saat ini 15,5 juta keluarga miskin tercatat telah menerima bantuan sosial. Hal itu dari penyaluran beras sejahtera (rastra) pada Januari 2018 mencapai 99,65 persen dari alokasi pemerintah, kemudian Februari sebesar 99,66 persen, dan Maret sebesar 99,62 persen. "Mulai 2017 peserta PKH juga mendapatkan rastra. Faktor ini kian mempercepat turunnya angka kemiskinan. Puncaknya terlihat pada September 2017, angka kemiskinan turun hingga 0,5 persen," tutur Andi. 

Melalui program itu, Andi berharap angka kemiskinan dapat turun menjadi 9 persen pada akhir 2018 atau bahkan menjadi 7-8 persen pada 2019 mendatang. "Harapannya tentu mereka (masyarakat miskin) tak melulu bergantung pada bantuan pemerintah, tetapi bisa mendapat penghasilan secara berkelanjutan," kata Andi.(p/ab)