Anak Yatim dan Miskin Boleh Kuliah

By Admin

nusakini.com-- "Anak miskin dilarang kuliah", demikian kata yang sering kita dengar manakala melihat betapa tingginya biaya kuliah di berbagai perguruan tinggi.

Anggapan serupa hinggap di benak Devi Farokhatur Rosida, mahasiswi semester II Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT) IAIN Tulungagung ini ketika lulus dari MAN 1 Tulungagung tahun lalu. Ayah dan ibu yang sudah tiada membuatnya harus berfikir ulang untuk mendaftar di perguruan tinggi. 

Di tengah kebimbangan, Devi yang tidak mau menjadi beban kedua kakaknya itu seolah menemukan secercah cahaya ketika mendapat informasi dari salah seorang gurunya di MAN 1 Tulungagung mengenai adanya pembebasan uang kuliah tunggal (UKT Nol) bagi anak yatim di IAIN Tulungagung. Devi ambil kesempatan yang ada, segera mendaftar ke IAIN Tulungagung, dengan harapan bisa mendapatkan UKT Nol. 

"Alhamdulillah permohonan keringanan uang kuliah tersebut disetujui pihak kampus sehingga gratis uang kuliah dan saya bisa melanjutkan kuliah," kata mahasiswi asal Desa Sukodono, Kecamatan Karangrejo, Tulungagung tersebut.

Menurutnya, mungkin dia tidak akan kuliah seandainya tidak mendapatkan keringanan tersebut. Sementara untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dia mengandalkan kegiatannya mengajar privat ngaji para tetangganya yang membutuhkan. 

"Saya bersyukur dan sangat berterimakasih sudah dibebaskan dari uang kuliah. Ini sungguh sangat membantu saya untuk meraih cita-cita," kata gadis yang ingin menjadi pendakwah ini. 

Hal sama dialami Rischy Eka Andriyanto, mahasiswa semester II Jurusan Hukum Ekonomi Syariah. Ditinggal bapak dan ibunya sejak masih di sekolah dasar, dia nyaris putus asa saat lulus dari MA Darussalam PP Krempyang, Nganjuk. Kakaknya yang sudah bekerja pun tidak bisa terus dimintai bantuan, karena harus mengurus rumah tangganya sendiri. 

Di tengah kebuntuan tersebut, Rischy bersama saudara kembarnya itu mengaku awalnya enggan mendaftar kuliah. "Karena ibu angkat saya terus memberikan motivasi untuk melanjutkan kuliah, maka saya mencoba untuk mendaftar di IAIN Tulungagung. Karena katanya bagi yang yatim di IAIN Tulungagung bisa mendapatkan keringanan uang kuliah," tutur Rischy. 

Lulus di IAIN Tulungagung, dia pun mengajukan permohonan keringanan uang kuliah. Karena dia yatim piatu, permohonan tersebut disetujui pihak kampus sehingga dia dibebaskan dari uang kuliah. 

Saat ini, Rischy tinggal di Pondok Pesantren Al Hidayah Plosokandang. Sementara untuk kehidupan sehari-harinya, dia mendapat bantuan dari lembaga zakat dan wakaf salah satu ormas Islam di Nganjuk sebesar Rp500 ribu. 

Selain Devi dan Rischy, ada hampir seribu anak yang bernasib sama, bahkan lebih menyedihkan. Namun, berkat program keringanan uang kuliah dari Kementerian Agama melalui IAIN Tulungagung, mereka bisa melanjutkan kuliah demi meraih cita-cita. 

Akan hal ini, IAIN Tulungagung kemudian menobatkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sebagai Abul Yatama atau bapak bagi anak-anak yatim. Prosesi penobatan dilakukan di kampus IAIN Tulungagung, Rabu (10/05), ditandai pengalungan sorban secara simbolik oleh salah seorang mahasiswa yatim penerima program kuliah gratis. 

Rektor IAIN Tulungagung Maftukhin menyampaikan, program pemberian kuliah gratis dengan mekanisme UKT Nol merupakan bentuk afirmasi IAIN Tulungagung kepada anak-anak yatim dan miskin agar bisa mengenyam pendidikan tinggi. Hal ini membuktikan bahwa 'negara hadir' di tengah-tengah keterbatasan akses masyarakat kurang mampu menempuh pendidikan tinggi. 

"Dari segi hukum ini pun sebenarnya menjadi kewajiban negara, sebagaimana tercantum dalam pasal 33 UUD 1945 bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara," tegas Rektor. 

Sementara Menag menyampaikan bahwa program kuliah gratis tersebut sebagai salah satu wujud pengembangan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang bersifat sosial. Menurutnya, bentuk pengembangan perguruan tinggi tidak semata dalam bidang akademik, tapi juga bentuk perhatian terhadap pendidikan warga miskin (pro poor). Karena setiap warga negara memiliki hak yang sama dalam pendidikan. 

Menag memberi apresiasi positif dengan pemberian UKT Nol untuk mahasiswa yatim piatu dan miskin oleh IAIN Tulungagung. Menag berharap dengan program ini akan menolong lebih banyak lagi anak bangsa yang ingin studi di PTKIN. (p/ab)