nusakini.com - Jakarta - Panitia penyelenggara deklarasi dukungan Alumni Universitas Trisakti kepada capres nomor urut 1 Jokowi di Hall Basket, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (8/2/2019) memutarkan sebuah video dokumenter yang menampilkan cerita Tragedi 1998 di kampus Trisakti, Grogol, Jakarta Barat. Video yang memuat Presiden kedua Republik Indonesia Soeharto dan calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto, sontak membuat riuh peserta.

Sindiran-sindiran terhadap lawan politik Jokowi juga disuarakan alumni Trisakti lewat sejumlah spanduk yang berada di sekitar arena deklarasi. Salah satunya, spanduk bertulisan 'Penculik' yang terbentang di salah satu sisi Hall Basket, Kompleks GBK. Spanduk yang berwana merah itu pun memuat arti kata penculik yang diambil dari situs kbbi.web.id. Selain itu, dalam spanduk tersebut juga dituliskan #TintaReformasi.

• Survei Indikator: 63 Persen Publik Tak Setuju Pembatalan Pasangan Prabowo-Gibran
• MK Nilai Tak Ada Hubungan antara Bansos dengan Perolehan Suara di Pilpres
• Sengketa Pilpres 2024 Bakal Diputuskan MK Hari Ini
• Wasekjen PBNU Bela Gus Ipul , Cak Imin: Mereka Pengangguran
• Masyarakat Penegak Konstitusi (MPK) : Masyarakat Jabodetabek Dirugikan 1,4 T Akibat Bansos Salah Sasaran Saat Pilpres

Selanjutnya, deklarasi dukungan dibacakan oleh Sekretaris Jenderal Alumni Trisakti Sarah Wijanarko.

"Demi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, kami alumni Trisakti menjunjung tinggi negara Kesatuan Republik Indonesia, Pancasila UUD tahun 1945 serta Bhinneka Tunggal Ika," ujar Sarah saat membacakan deklarasi yang diikuti sekitar ribuan pendukung Jokowi.

Mereka menyatakan dukungan kepada Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 demi mewujudkan cita-cita bangsa yang berkeadilan dan sesuai dengan amanat perjuangan reformasi.

"Dengan kesatuan hati dan segenap pikiran menyatakan mendukung pasangn Jokowi dan Ma'ruf sebagai capres dan cawapres periode 2019 sampai 2024 untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang berkeadilan makmur dan sejahtera sesuai amanat perjuangan reformasi 1998," kata Sarah. (s/ma)