Aksi Serentak Penanaman Mangrove Dalam Rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2019

By Ahmad Rajendra


Nusakini.com--Makassar--Hari ini dilakukan penanaman mangrove secara serentak di 12 Provinsi yang dipusatkan di Meras, Bunaken, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara. Kegiatan penanaman mangrove di Sulawesi Utara, dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc. Sedangkan untuk Provinsi Sulawesi Selatan dipusatkan di Kampung Nelayan Kel. Untia, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar. Penanaman mangrove diinisiasi oleh Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja dan difasilitasi oleh Balai Pengelolaan DASHL Jeneberang Saddang. Kegiatan penanaman mangrove ini diikuti ratusan peserta yang berasal dari instansi Pemerintah Pusat dan daerah, TNI, LSM, mahasiswa, masyarakat, Pramuka Saka Wanabakti dan pers. 

Kepala BPDAS HL Jeneberang Saddang Ir. Daniel Lebang, MM menyatakan bahwa bibit mangrove yang ditanam adalah sebanyak 5000 batang. Jika mangrove ini hidup dan tumbuh baik semuanya, maka manfaatnya akan kita rasakan baik langsung maupun tak langsung.

Adapun gerakan ini mengambil tema "Penanaman Mangrove untuk Pemulihan DAS dan Mitigasi Perubahan Iklim” ujar Daniel lebih lanjut.

“Sebagaimana diketahui mangrove atau hutan bakau itu berperan untuk penyerap polutan, mencegah intrusi air laut, penelitian dan pendidikan, penyimpan karbon yang tinggi, ekowisata/rekreasi alam dan tempat berpijah aneka biota laut” ujar Mustari Tepu, S.Hut., M.Sc Kasubid Hutan dan Hasil Hutan dari P3E Sulawesi dan Maluku.

Menurut Mustari, Dasar pelestarian hutan mangrove adalah Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 73 Tahun 2012 Tentang Strategi Nasional Pengelolaan Ekosistem Mangrove serta Peraturan Menteri Koordinator Perekonomian Nomor 4 Tahun 2017 Tentang kebijakan, strategi, program dan indikator kinerja pengelolaan ekosistem mangrove nasional.

Sementara itu Ir. Muh. Abidin, M.Si dari Forum DAS Sulsel menyatakan bahwa “mangrove itu berfungsi menjadi pelindung garis pantai dari abrasi dan tsunami, menyediakan hasil hutan berupa kayu dan non kayu, tempat berlindung serta berkembang biak berbagai jenis fauna ekosistem payau”.

Selain penanaman mangrove juga dilakukan pemberian bantuan bibit pohon serbaguna/Multi Purpose Tree Species (MPTS) bagi masyarakat kampung nelayan Untia antara lain mangga dan rambutan serta pemberian alat pembuat lubang biopori.(R/Rajendra)