Ada Airmata Kabasarnas untuk Keluarga Korban Lion Air

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Kabasarnas memaparkan pelaksanaan operasi SAR Lion Air JT-610 sejak hari pertama hingga hari ke-7 kepada keluarga korban di Ballroom Teluk Jakarta, Ibis Hotel Central, Cawang, Jakarta, Senin (5/11/2018) pukul 10.00 WIB. Selain Kabasarnas, acara Konferensi Pers Proses Evakuasi Lion Air JT-610 di Hotel Ballroom Ibis Cawang tersebut juga dihadiri oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono, Kapusdokkes Polri Brigjen Arthur Tampi, dan Panglima TNI yang diwakili oleh Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono.

Setelah masing-masing narasumber memaparkan materinya, dilanjutkan dialog dengan keluarga korban. Semua keluarga memberikan apresiasi kepada Kabasarnas beserta tim SAR yang berasal dari berbagai stakeholder, baik unsur TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, KNKT, BPPT, KKP, BMKG, Bea Cukai, Pertamina, PMI, dan potensi SAR lainnya, termasuk para nelayan. Saat closing statement, Kabasarnas tak kuasa menahan rasa harunya. "Kami memahami, bahwa kami bukan manusia super, bukan manusia yang sempurna. Kami tetap berusaha sekuat tenaga dengan apa yang kami miliki, kami yakin bisa mengevakuasi seluruh korban. Bapak ibu,...," kata-kata Kabasarnas terputus. Beberapa saat terdiam. Kepala Kabasarnas menunduk. Tersirat jelas rasa haru di wajah orang nomer satu di Basarnas tersebut. Suasanapun hening untuk beberapa saat. Kabasarnas menyeka air matanya, kemudian dengan suara parau melanjutkan," Setiap hari melihat,...saya di lapangan, di laut,... maaf,... saya serius melaksanakan operasi pencarian ini, saya tidak menyerah,..." kata-kata Kabasarnas kembali terhenti.

Spontan, keluarga korban dan seluruh yang hadir memberikan applaus (tepuk tangan) untuk menyemangati Kabasarnas. Kabasarnas kembali melanjutkan, "Mudah-mudahan, dengan waktu yang ada ini, kami tetap all out. Walauapun sampai sepuluh hari nanti, kalaupun masih ada kemungkinan untuk bisa ditemukan, saya yakin, bahwa saya akan terus untuk mencari saudara-saudara saya ini. Saya minta doanya, kepada bapak ibu sekalian untuk kita kuat, untuk melaksanakan tugas-tugas yang mulia ini. Terimakasih," pungkas Kabasarnas disambut tepuk tangan hadirin. Usai acara, seorang ibu-ibu bahkan hendak bersimpuh di di depan Kabasarnas. Beruntung, dengan sigap Kabasarnas dan ajudannya menarik tangan ibu-ibu tersebut untuk bangkit. Dengan tangisan terbata-bata, ibu berjilbab hitam itu menceritakan anaknya yang menjadi salah satu korban. Ia minta tolong, agar Kabasarnas dapat menemukan anaknya. Seperti diberitakan sebelumnya,, sebanyak 138 kantong jenazah telah berhasil dievakuasi tim SAR ke Posko Terpadu JICT 2 Tanjung Priok hingga Minggu (4/11/2018) pukul 19.00 WIB. Semua kantong telah diberi label oleh tim DVI untuk selanjutnya dievakuasi ke RS Polri Kramat Jati. Semua jenazah dievakuasi oleh tim SAR gabungan, baik di permukaan maupun di bawah air oleh para penyelam. Temuan hari ketujuh kemarin cukup signifikan, yaitu 33 kantong jenazah. Selain dari dasar laut, korban-korban juga ditemukan di pesisir Pantai Tanjung Pakis. Karenanya, operasi juga dilaksanakan dengan penyapuan di pesisir pantai tersebut. Hasil tersebut memantik semangat tim SAR yang sudah bekerja siang dan malam, baik di lokasi pencarian Perairan Karawang maupun tim pendukung yang ada di Posko Terpadu.

“Yang pasti, seluruh tim SAR yang terlibat dalam operasi ini, tetap bersemangat, tetap optimis dapat menemukan korban lainnya," tegas Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto. Seperti diberitakan sebelumnya, Kabasarnas menegaskan bahwa operasi SAR diperpanjang selama tiga hari. "Setelah kami evaluasi dan koordinasi, serta masukan-masukan dari lapangan, operasi SAR kami perpanjang tiga hari," tegas Kabasarnas. Dengan penambahan waktu, sinergitas, soliditas seluruh tim gabungan, dan doa dari seluruh masyarakat, operasi SAR diharapkan dapat segera dituntaskan.

Pelaksanaan operasi pencarian meliputi prioritas 1 untuk pencarian bawah laut yang terbagi dalam 2 sektor, yakni 1A dan 1B. Pada sektor 1A terdapat Kapal Baruna Jaya yang dilengkapi dengan peralatan Multi Beem Exho Sounder (MBES), Ping Locator, dan Remotly Operated Underwater Vehicle (ROV). Sementara sektor 1B, mengerahkan Kapal Dunamos Pertamina yang dilengkapi dengan peralatan Side Scan Sonar, MBES, Ping Locator, dan Differential Global Positioning System (DGPS). Di 2 sektor ini, pencarian melibatkan 151 penyelam gabungan dari Basarnas, Kopaska, Denjaka, Taifib, Brimob POSSI Semarang, Indonesia Diver Rescue Team, dan lainnya. Spot atau titik-titik penyelaman sebelumnya sudah pasti dan terlihat dari citra atau gambar ROV. Selanjutnya, Basarnas membagi tim penyelam secara rinci dan detail mengingat operasi bawah air ini cukup beresiko.

Sedangkan Prioritas 2, pencarian dilaksanakan di permukaan dengan melibatkan 40 kapal, masing-masing dari Basarnas, TNI-Polri, Kementerian Perhubungan, KPLP, KSOP, Bea Cukai, Bakamla, BPPT, KKP, Pertamina ditambah dari Potensi SAR lainnya, termasuk nelayan. Seperti diketahui, pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 rute Cengkareng - Pangkalpinang mengalami kecelakaan 13 menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Senin (29/10/2018) pagi. Pesawat dengan personal on board sebanyak 189 orang itu jatuh di kawasan Perairan Karawang, Jawa Barat. (p/ma)