6.351 Siswa Madrasah di Lampung Pecahkan Rekor Muri

By Abdi Satria


nusakini.com-Bandar Lampung-Sebanyak 6.531 siswa madrasah di Lampung pecahkan rekor Muri. Mereka tercatat sebagai wisudawan-wisudawati tahfidz Alquran terbanyak. 

“Selamat kepada para siswa/i madrasah se-Provinsi Lampung, sebanyak 6.351 siswa ini telah memecahkan rekor muri,” kata Sekjen Kemenag M Nur Kholis Setiawan saat prosesi wisuda di Gedung Serbaguna (GSG) UIN Raden Intan Lampung, Bandar Lampung, Kamis, (17/10). 

6.351 siswa itu berasal dari 93 madrasah negeri dan 1.634 madrasah swasta yang tersebar di 15 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung. Menurut Sekjen, menghafal Al-Qur'an adalah cara yang paling dekat, di antara aktivitas lainnya, dalam rangka mengikuti sunnah Rasul. Ini tergambar pada kisah yang terekam dalam buku tulisan Ibn Hisyam tentang kesalahpahaman orang orang Anshar kepada Nabi Muhammad. Mereka melihat Nabi selalu memberikan apapun yang diminta orang Quraisy Meakkah (setelah peristiwa Fathu Makkah). Mereka menduga hal itu karena kesamaan suku. 

“Nabi menyatakan, bahwa Anshar akan mendapatkan diri Rasulullah secara total, sementara orang-orang Quraisy Makkah hanya butuh dengan barang-barang milik Rasul,” kata M Nur Kholis mengutip kisah dalam buku Ibn Hisyam. 

Rasulullah pun kembali ke Madinah bersama kaum Anshar hingga wafat serta dimakamkan di sana. Sekjen menilai, menghafal Alquran bisa dimaknai sebagai wujud ketinggian derajat seorang mukmin. Sebab, itu mencerminkan kedekatannya dengan Nabi dan para sahabat, yang juga hafal Alquran. 

Manajer Muri Triyono mengatakan, dua rekor yang terpecahkan adalah wisuda dengan jumlah tahfidzh Alquran terbanyak, dan pelopor kegiatan wisuda akbar dengan jumlah tahfidzh mencapai 6.351 orang. 

“Kegiatan di Lampung ini baru pertama dilakukan dan memecahkan rekor Muri. Kami berharap, para hafiz ini menghasilkan generasi yang pintar dan benar,” kata dia. 

Triyono berharap, kegiatan ini tidak berhenti pada pemecahan rekor saja. Namun, terus dilanjutkan dan diperluas lagi cakupannya, bahkan hingga ke level nasional. Sehingga, semakin banyak hafidz dan menghasilkan generasi emas di Indonesia.(p/ab)