4 Tahun Jokowi-JK: Capaian Nyata Penguatan Indonesia Sentris

By Admin


nusakini.com - Jakarta – Pada hari kedua, Rabu, 24 Oktober 2018, konferensi pers 4 tahun pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla di gedung Sekretariat Negara, topik yang diangkat adalah pilar ketiga dari lima pilar capaian pemerintah selama 4 tahun pemerintahan Jokowi – Jusuf Kala. Pilar ketiga dari tema ‘Pembangunan Manusia Menuju Indonesia Maju’ adalah tentang ‘Penguatan Indonesia Sentris’.

Acara dibuka oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dengan menyampaikan pentingnya pembangunan manusia dalam program-program pembangunan yang dilakukan pemerintah. Para menteri yang hadir untuk memberikan keterangan pers adalah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri ESDM Ignatius Jonan, Menteri Desa Eko Putro Sanjoyo, Menteri Dalam Negeri Tjahyo Kumolo, Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil dan Kepala Badan Restorasi Lahan Gambut Nazir Foead. Bertindak sebagai moderator adalah juru bicara Presiden Johan Budi.

Paparan pertama diisi oleh Budi Karya yang menyampaikan beberapa capaian tentang pembangunan di Papua yang meliputi pembangunan bandara Dekai Yahukimo, terminal baru Wamena dan puluhan bandara lain. “Pembangunan bandara sangat penting untuk terwujudnya koneksitas dan sekaligus juga memudahkan suply berbagai bahan baku. Total ada 48 bandara yang dibangun di seluruh Papua. Untuk Papua barat saja ada 16 bandara,” tutur Budi Karya.Selain bandara juga dibangun tol laut untuk penurunan disparitas harga. “Dan sampai saat ini kita bisa melihat hasilnya, yaitu telah terjadi penurunan harga yang signifikan,” tambah Budi. Budi Karya juga menjelaskan tentangporgram tol laut. “Ada 15 trayek tol laut yang dibangun pada 2018. Ada juga tol udara, yaitu jembatan kargo untuk logistik di Papua. Sementara di bidang perkeretaapian ada 16 proyek, yaitu di Sumatera, Sulawesi (jalur Makasar – Pare-pare) dan juga di Jawa,” jelas Budi.

Terkait dengan koneksitas yang disampaikan Budi Karya, Mendagri Tjahyo Kumolo menyampaikan laporan tentang percepatan pembangunan di perbatasan. “Presiden Jokowi sejak awal sudah memerintahkan untuk mempercepat pembangunan di daerah perbatasan. Ini sudah ditegaskan Presiden Jokowi melalui Nawacita. Berbagai program pembangunan yang memperkuat indonesia sentris telah dilakukan di daerah perbatasan,” papar Tjahyo.Sebelumnya banyak pembangunan di daerah perbatasan yang tidak fokus sehingga terbengkalai. “Kini 17 kementerian lembaga mengorganisir dan berkoordinasi dalam pembangunan daerah-daerah perbatasan dalam konteks memperkuat Indonesia sentris,” tegas Tjahyo. Dalam jangka waktu 3 tahun membangun di perbatasan telah berhasil mengubah wajah Indonesia di perbatasan menjadi jauh lebih baik.

Desa Membangun Indonesia

Dalam paparan selanjutnya, materi-materi dari tiga kementerian terkait erat dengan fokus pembangunan di desa dalam rangka penguatan Indonesia sentris. Menteri Desa Eko Sanjoyo menjelaskan bahwa sampai tahun 2013 masih banyak sekali desa yang masuk kategori desa tertinggal. Sekitar 30-an ribu desa saat itu termasuk desa tertinggal. “Itu karena desa belum menikmati anggaran dari pusat saat itu. Sejak Pak Jokowi mengucurkan dana desa pada 2015, pembangunan di desa pun langsung bergerak cepat. Sampai 2018 sudah sekitar 180 trilyun dana desa dikucurkan untuk menunjang aktivitas ekonomi masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa. Hasilnya, di desa telah terjadi penurunan angka kemiskinan 2x lipat dibandingkan penurunan yang terjadi di kota,” urai Eko Sanjoyo.Fokus pembangunan di desa-desa menurut Eko Sanjoyo sangat tepat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara nasional. Eko menjelaskan bahwa dalam forum annual meeting IMF, sejumlah negara sangat mengapresiasi konsep membangun bangsa dari desa dan telah mengirimkan delegasi untuk mempelajari penerapan dana desa di Indonesia. Konsep ini juga sangat terkait dengan apa yang disampaikan oleh Sofyan Djalil sebagai konsep ekonomi berkeadailan. Di wilayah kementerian ATR, hal ini antara lain tentang soal penguasaan tanah. “Dengan single line identification akan memudahkan land registration system. Tahun 2025 seluruh tanah diharapkan akan sudah terdaftarkan. Yang paling penting sekarang adalah pendataan tanah, perkebunan dan pertambangan,” tegas Sofyan.

Sofyan mengatakan salah satu program penting adalah pensertifikatan tanah. Tahun 2018 pembagian sertifikat tanah ditargetkan 7 juta sertifikat. Untuk mempercepat proses antara lain dengan melibatkan masyarakat menjadi juru ukur. Saat ini sudah ada 9000 juru ukur dan 7000 diantaranya sudah bersertifikat. “Tata ruang juga sangat penting bagi negara kita yang potensi bencananya cukup tinggi, kita akan membuat tata ruang yang memikirkan aspek kebencanaan dalam strategi tata ruang kita. Masih banyak rooms for improvement,” imbuh Sofyan.Di sisi urusan energi, Menteri Ignatius Jonan menggenjot target BBM satu harga dan pemerataan listrik. “Pertama tentang BBM satu harga, harus membuat pemanfaatan energi yang berkeadilan. Roadmap BBM satu harga, sudah ada 98 titik SPBU dan ditargetkan menjadi 160 titik pada tahun 2019. Tahap berikut setelah SPBU adalah membuat sub penyalur di desa-desa,” jelas Jonan. Lalu tentang rasio elektrifikasi, Jonan menjelaskan capaian yang sudah berhasil. “Sampai kuartal III 2018 rasio elektrifikasi sudah melebihi target, mencapai 98.05%. Untuk listrik yang penting adalah kapasitas pembangkit dan transmisi distribusinya. Ketersediaan dan keterjangkauan itulah prinsip energi berkeadilan,” tambah Jonan. Selain itu juga ada program lampu tenaga surya gratis untuk rakyat untuk di desa-desa yang sangat terpencil. Saat ini sudah di 2519 desa yang belum masuk listrik.

Narasumber terakhir adalah Kepala Badan Restorasi Gambut Nazir Foead. Badan yang baru terbentuk sejak januari 2016 ini punya tugas penting terkait lahan gambut. “Target yang diminta Presiden Jokowi adalah seluas 2 juta hektar lahan gambut yang rusak harus bisa diperbaiki sehingga resiko kebakaran bisa ditekan seminim mungkin,” ujar Nazir. Selama 3 tahun bekerja di 6 propinsi, Badan Restorasi Gambut telah membangun infrastruktur pembasahan lahan gambut meliputi 12.348 sumur bor, 5551 sekat kanal dan 237 penimbunan kanal. 259 desa dan kelurahan didampingi BRG dan mitra dalam program desa peduli gambut.

Dengan semua capaian yang disampaikan para menteri tersebut, penguatan Indonesia sentris dalam rangka pembangunan manusia menuju Indonesia maju terbukti telah menjadi sebuah kenyataan. Menjadi sebuah pilar yang semakin kokoh dan kuat.*(p/ma)