nusakini.com--Dengan potensi total mencapai 60,6 Giga Watt (GW), Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) menjadi salah satu potensi besar dalam pengembangan ketenagalistrikan nasional, khususnya pada daerah yang memiliki potensi kecepatan angin di atas 4 meter per second (m/s). Tercatat provinsi dengan potensi besar energi bayu ini adalah Nusa Tenggara Timur (10.188 MW), Jawa Timur (7.907 MW), Jawa Barat (7.036 MW), Jawa Tengah (5.213 MW) dan Sulawesi Selatan (4.193 MW). 

Potensi besar tenaga angin tersebut juga terlihat pada peta potensi tenaga angin dunia yang di-launching Word Bank pada Wind Europe 2017 di Rotterdam, Belanda (28/11), yang dapat diakses pada laman https://globalwindatlas.info. Tampak spot tenaga angin yang ditunjukkan melalui rona warna kuning/merah (potensi kecepatan dan kerapatan angin yang cukup tinggi) di area Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Pulau Jawa bagian selatan, juga Papua bagian selatan. 

Hingga 2017, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) baru mencatatkan kapasitas terpasang PLTB sebesar 1,1 MW, atau bila dibandingkan potensi baru 0,0002% termanfaatkan. Pemerintah melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sendiri telah menargetkan pada 2025 akan terpasang 1,8 GW pembangkit listrik tenaga bayu. 

Awal tahun depan, di perbukitan Sidrap, Sulawesi Selatan yang kecepatan anginnya rata-rata sebesar 7 m/s akan beroperasi 30 turbin tenaga angin yang masing-masing berkapasitas 2,5 Mega Watt (MW) atau 75 MW secara total. Proyek yang dikerjakan oleh PT UPC Sidrap Bayu Energi sejak April 2016 lalu ini membutuhkan investasi senilai USD 150 juta. Apabila sudah beroperasi, PLTB Sidrap dapat mengalirkan listrik ke sekitar 80.000 rumah tangga pelanggan 900 VA. Sedang dipersiapkan juga rencana ekspansi PLTB Sidrap Tahap II, dengan kapasitas 50 MW. Harga jual ke PLN nantinya diharapkan dapat lebih murah, di bawah 7 cent USD/kWh. 

Menambah pasokan listrik di Sulawesi Selatan, PLTB Jeneponto 65 MW yang dikembangkan PT Energi Bayu Jeneponto juga akan menyusul. Sementara itu, di Kalimantan Selatan, PT Tala Alam Baru juga akan memulai tahap pertama PLTB Tanah Laut berkapasitas 75 MW yang diperkirakan akan selesai pada 2019. PPA PLTB Tanah Laut ini akan ditandatangani di Paris tanggal 11 Desember 2017 bersamaan dengan pertemuan One Planet Summit yang akan dihadiri oleh Menteri ESDM. 

Semakin berkembangnya pasar PLTB dunia, khususnya di Eropa menjadi acuan dalam akselerasi peningkatan kapasitas PLTB yang ada di Indonesia. Kerjasama telah dilakukan dengan berbagai Negara seperti Denmark yang lebih dari 40% energi di negaranya disuplai dari PLTB. Bahkan, pengembangan energi bayu di Eropa kini telah bergerak ke arah offshore, dimana potensi angin lepas pantai bisa lebih dari dua kali lipat potensi di daratan. 

Guna mendorong peningkatan pemanfaatan tenaga bayu ini, selain dengan melakukan pra-studi kelayakan untuk daerah yang sudah mempunyai pengukuran potensi dan dilanjutkan dengan studi kelayakan pembangunan PLTB untuk menarik investor dunia, Pemerintah juga mendorong pembangunan unit pembangkit PLTB di daerah terpencil, pulau terluar dan perbatasan NKRI, dengan merangkul Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) setempat.(p/ab)