2019, Tahunnya Sumberdaya Manusia Pertanian Indonesia

By Admin


nusakini.com - Jakarta - Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pembangunan sumberdaya Manusia adalah fokus Indonesia di tahun 2019. Dan di bidang pertanian target itu terlihat dalam pengembangan SDM pertanian milenial yang mandiri dalam infrastruktur dan mampu profesional berdiri dan berdaya saing sebagai Korporasi Petani. Sumberdaya manusia pertanian menjadi modal utama indonesia meningkatkan produksi dan ekspor pangan hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin.

Kemementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menyiapkan Model Bisnis Korporasi Petani yang diringi dengan Pola Penumbuhan, Penguatan serta Pelatihan Vokasi bagi Petani Milenial yang tersinergi pada tiga pilar pendidikan, pelatihan dan penyuluhan pertanian. 

Menurut Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Momon Rusmono target pendidikan vokasi pertanian sederhana yakni tidak ada lulusan yang menganggur

“Lulusan sudah di persiapkan menjadi job creator dan pekerja ahli. Mempersiapkan tenaga kerja dan pekerja yg berbasis kompentesi”, ujarnya, Selasa (15/1)


Momon menjelaskan pada Pilar Pelatihan standarisasi sertifikasi profesi akan terus ditingkatkan. Pelatihan berbasis vokasi menjadi unsur utama dengan mengoptimalkan Penyuluh Swadaya di Pusat Pelatihan Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) yang dibina kementerian pertanian selama ini. 


“Pilar Penyuluhan juga tidak kalah pentingnya, penyuluh-penyuluh yang tersebar diseluruh indonesia membangun kelembagaan petani dari kelompok tani hingga Korporasi petani. Seperti di Desa Telang Rejo Banyuasin, Sumatera Selatan berhasil menghasilkan petani Milenial berpenghasilan 600 Juta per tahun. Sumatera Selatan menjadi salah satu percontohan dalam pengembangan korporasi petani khususnya pertanian di daerah rawa”, paparnya.

Percontohan dari Pilar pelatihan dalam meningkatkan wirausaha muda pertanian dapat dilihat pada ujung paling timur Indonesia, Papua. Utami Super Broiler (USB) dengan nilai invetasi lebih dari 1,5 Milyar Rupiah dan pendapatan bersih hingga 26 Juta Rupiah perbulannya. USB dikembangkan oleh para mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Octavia Sri Handayani, Saputri Anjar Wati, Muhammad Nasrul, Agus Suprianto, Nurul Syaifuddin dan Yason Manggaprow.


Dari Pilar Pelatihan di probolinggo Jawa Timur terdapat petani milenial yang berhasil mengembangkan tanaman sayur dan buah dataran tinggi secara organik didataran rendah. Yogi setelah mengikuti pelatihan magang Jepang bersama kelompok taninya mengembangkan brand Yoganik yaitu sayur-sayuran dan buah organik yang menjadi kebangggan di Paiton Probolinggo. Yogi dan Kelompok taninya pun terus menginspirasi petani milenial di sekitarnya dengan menjadi Pusat Pelatihan Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S). (p/eg)