2017 Tak Capai Target, Pertumbuhan Ekonomi 2018 Tetap Optimis

By Admin

nusakini.com--Pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2017 hanya mencapai 5,07%, di bawah target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2017 yang sebesar 5,2%. Capaian tersebut didasarkan pada catatan resmi yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS). 

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani menyatakan tidak tercapainya target pertumbuhan ekonomi di 2017 ini sudah sudah dapat diperkirakan sejak diumumkannya capaian pertumbuhan ekonomi hingga kuartal-III 2017. Pasalnya, jika dilihat secara kuartalan target pertumbuhan ekonomi tidak tercapai. 

"Karena di kuartal ke I ,II,III itu targetnya tidak tercapai, berapa pun hasilnya targetnya tidak akan tercapai karenanya di kuartal IV kan ngejarnya agak susah. Tapi kalau dilihatnya di kuartal IV ada kenaikan, saya belum lihat detailnya," kata Rosan di Jakarta, belum lama ini.

Seperti diketahui pada kuartal I-2017 pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 5,01%, lalu di kuartal II-2017 juga di level yang sama 5,01% dan kuartal III-2017 di posisi 5,06%. 

Menurut Rosan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2017 yang mencapai 5,19% menunjukkan adanya perbaikan. Salah satu pendorong membaiknya pertumbuhan ekonomi nasional adalah membaiknya harga komoditas, mulai dari batu bara, sawit, hingga minyak dan gas.  

"Karena ekspor kita naik karena komoditas kita membaik, kalau dilihat seperti itu tahun ke depannya akan membaik harga komoditas yang relatif akan stabil dan membaik di 2018," jelasnya.  

Ia optimistis target pertumbuhan ekonomi di 2018 yang sebesar 5,4% bisa tercapai. Asalkan, para pemangku kepentingan bisa menciptakan kepercayaan bagi dunia usaha.  

"Harapannya semua stakeholder berpikiran optimistis sehingga orang tetap spending dan tetep belanja, konsumsi kita tetap jalan dan naik dan mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap menjaga daya beli," kata dia. 

Menurutnya, pemerintah pun harus menjaga daya beli yang masih menjadi salah satu mesin pertumbuhan ekonomi dan semua pihak bisa menjaga iklim investasi agar arus investasi di sektor riil masih terjaga. 

"Investor asing lebih melihat kebijakan dan insentif fiskal apa dan peraturan yang tidak ribet. Kalau dilihat kan relatif stabil ya, kan banyak hal juga seperti rating kita naik, EODB juga naik," pungkas Rosan. (p/ab)