1.200 Mahasiswa Se-Makassar Siap Jadi Tenaga Ahli Muda K3 Konstruksi

By Admin

nusakini.com-- Sektor Konstruksi adalah salah satu bagian sektor pembangunan dengan kompleksitas dan faktor-faktor yang menimbulkan risiko tinggi bagi keselamatan dan kesehatan baik bagi para pekerja maupun masyarakat umum lainnya, untuk itu diperlukan perhatian khusus bagi kita bersama, salah satunya melalui pemberdayaan kompetensi sumber daya manusia. 

Terkait hal tersebut, Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Konstruksi bekerjasama dengan Universitas Hasanuddin, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi Sulawesi Selatan, BPJS Ketenagakerjaan, dan A2K4, menyelenggarakan kuliah umum dan workshop Tenaga Ahli muda K3 konstruksi dengan melibatkan 1.200 mahasiswa jurusan Teknik Arsitektur, Sipil, Mesin, Elektro, dan Tata Lingkungan se-Makassar pada Sabtu (2/6).

Para mahasiswa tersebut datang dari Universitas Hasanuddin, Politeknik Negeri Ujung Pandang, UNM, UMI, UIM, UIN Alauddin, Universitas Bosowa, Universitas Fajar, Universitas Muhammadiyah Makassar, Universitas Pepabri Makassar, UKI Paulus, UPRI dan kampus lainnya di Makassar.  

Pada kegiatan ini, mahasiswa juga dikenalkan metode pembelajaran Distance Learning, dimana mahasiswa dapat meningkatkan kompetensinya melalui portal Sistem Informasi Belajar Intensif Mandiri Bina Konstruksi/SIBIMA (sibima.pu.go.id) secara mandiri, untuk kemudian mereka dapat langsung mengikuti uji dan sertifikasi di LPJK. 

Para pelaku akademisi di Makassar menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini, diantaranya adalah Direktur Politeknik Negri Ujung Pandang, Hamzah Yusuf, dan Dekan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Arsyad Taha. Hamzah menyampaikan, “kegiatan ini merupakan upaya yang baik agar mahasiswa dapat memiliki kemampuan kompetensi untuk siap kerja”. Begitu pula yang dirasakan oleh Arsyad, “Upaya peningkatan kompetensi mahasiswa di wilayah Sulawesi Selatan melalui kegiatan Distance Learning Tenaga Ahli Muda K3, merupakan langkah strategis untuk merespon keterbukaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan serbuan tenaga kerja asing menuju pasar konstruksi Indonesia” 

“Rentetan kecelakaan konstruksi yang terjadi sejak Oktober 2017 – Maret 2018, salah satu penyebabnya dikarenakan kurangnya Tenaga Ahli K3. Melalui pelatihan Distance Learning ahli muda K3, diharapkan para mahasiswa memiliki kompetensi K3 dan dapat mempercepat pemenuhan kebutuhan Tenaga Ahli K3 pada pekerjaan konstruksi”, ujar Direktur Jenderal Bina Konstruksi, Syarif Burhanuddin, saat menyampaikan materi Kuliah Umumnya. 

Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa dan sarjana sipil muda dapat menyerap ilmu dan informasi serta memanfaatkan metode pembelajaran Distance Learning sehingga dapat memiliki pengalaman dan meningkatkan kompetensinya untuk siap bekerja pada sektor konstruksi sebagai Tenaga Ahli Muda, khususnya di bidang K3 sehingga dapat turut berperan dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur Indonesia yang mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi yang berkelanjutan dan mampu bersaing dengan tenaga kerja konstruksi asing baik di negeri sendiri maupun di negara lain. (p/ab)